Loading
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Sebuah penerbangan Korean Air yang menggunakan Boeing 737 Max 8 dengan tujuan Taiwan terpaksa kembali ke bandara Incheon, karena tiba-tiba terjadi penurunan tekanan udara.
Kementerian Transportasi Korea Selatan, Selasa, mengatakan 19 dari 133 orang di dalam pesawat yang terbang pada hari Sabtu itu dikirim ke rumah sakit karena sakit telinga dan mimisan, tetapi tidak ada yang mengalami cedera serius.
Maskapai penerbangan dan Kementerian Transportasi, seperti dilansir Daily Mail, mengatakan penyebab turunnya tekanan udara sedang diselidiki. Pesawat itu dilarang terbang dan kementerian memerintahkan 11 maskapai penerbangan Korea Selatan untuk memeriksa sistem tekanan udara di 400 pesawat mereka.
Penurunan tekanan udara yang tiba-tiba itu terjadi sekitar 50 menit setelah keberangkatan pesawat.
Secara terpisah, Malaysia Airlines mengatakan salah satu penerbangannya yang sedang menuju Bangkok pada hari Senin berbalik arah kembali ke Kuala Lumpur setelah Airbus A-330 juga mengalami masalah tekanan udara.
Malaysia Airlines mengatakan pilotnya memulai pendaratan darurat meskipun pesawat belum mencapai ketinggian 8.000 kaki dan masker oksigen tidak digunakan. Penerbangan MH780 membawa 164 penumpang dan 12 awak. Saat ini investegasi sedang dilakukan.
737 Max memiliki sejarah yang bermasalah. Setelah jet Max jatuh pada tahun 2018 di Indonesia dan 2019 di Ethiopia, menewaskan 346 orang, FAA dan regulator lainnya menghentikan sementara penerbangan pesawat tersebut di seluruh dunia selama lebih dari satu setengah tahun.
Kekhawatiran atas pesawat komersial terlaris perusahaan itu muncul kembali setelah sebuah panel meledak dari 737 Max selama penerbangan Alaska Airlines pada bulan Januari, meski tidak ada yang terluka parah dalam insiden itu.