Dompet Tenun Badui Diserbu Pembeli, Kualitasnya Dianggap Lebih Baik dari Pabrikan


 Dompet Tenun Badui Diserbu Pembeli, Kualitasnya Dianggap Lebih Baik dari Pabrikan Dompet tenun Badui diminati Pasar. (Foto Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Dompet tenun Badui di Kabupaten Lebak sejak dua pekan terakhir ini diserbu pembeli arena kualitasnya dinilai lebih baik dibandingkan produk pabrikan. Pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi sampai kewalahan melayani pelanggan.

"Kita memproduksi dompet tenun Badui itu sudah 20 tahun hingga kini masih bertahan," kata Yahya (60) UMKM dompet tenun Badui di Bangkalok Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak, Rabu

Keunggulan dompet tenun Badui memiliki aneka ragam motif dan warna yang sebagian besar menggunakan bahan baku kain produksi kerajinan masyarakat Badui.

Kondisi dompet bisa bertahan lama juga tahan terhadap cuaca hujan maupun panas dan tidak mudah sobek.

Selama ini, model dompet kain tenun Badui masih diminati pelanggan dan konsumen. Pelanggan tetapnya adalah pedagang besar di Pasar Senin dan Mangga Dua Jakarta.

"Kami sejak dua bulan terakhir ini merasa kewalahan melayani permintaan pelanggan itu," ujar Yahya dikutip Antara.

Menurut dia, harga jual dompet tenun Badui rata-rata Rp600 ribu per lusin atau 12 unit dompet.

Saat ini bisa memenuhi permintaan pelanggan hingga 500 lusin dari sebelumnya 200 lusin per bulan.

Meningkatnya permintaan pelanggan itu terpaksa menyerap tenaga kerja hingga 10 orang dari sebelumnya 6 orang.

"Kami bisa memberikan upah kepada pekerja sekitar Rp1,6 juta per pekan dengan sistem borongan per dompet Rp10 ribu," kata Yahya menambahkan.

Begitu juga pelaku UMKM produksi dompet tenun Badui lainnya, Rahmat (55) mengatakan dirinya kini permintaan pelanggannya cenderung meningkat yang awalnya 100 lusin menjadi 250 lusin per bulan.

Rahmat mengaku sudah 15 tahun mensuplai produknya ke pedagang besar di Pasar Senin dan Mangga Dua Jakarta. Dan untuk modal produksi biasanya diberi oleh pelanggan besar.

"Kami sekarang bisa menghasilkan omzet Rp270 juta dari semula Rp100 juta per bulan, karena adanya peningkatan permintaan pelanggan itu," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Lebak, Imam Suangsa mengatakan pemerintah daerah kini memfasilitasi promosi dompet tenun Badui dengan mengikuti pameran hingga ke luar daerah karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

Selain itu juga pihaknya menargetkan semua pelaku UMKM wajib masuk ekosistem digital.

Kelebihan ekosistem digital itu, karena pemasarannya bisa menembus pasar domestik dan mancanegara.

"Kami minta ke depan semua pelaku UMKM dapat memanfaatkan platform daring secara online karena sangat membantu omzet pendapatan ekonomi masyarakat juga mampu mengatasi kemiskinan," kata Imam.

Berdasarkan jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Lebak yang menerima bantuan dari pemerintah tercatat ada 117.269 unit usaha dan sebagian besar bergerak di bidang perdagangan dan kerajinan bambu, dompet, kain batik, serta aneka makanan kuliner.

 

 

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Arah Preneur Terbaru