Selasa, 30 Desember 2025

Malaysia Dukung Terbatas Rencana Perdamaian Gaza Usulan Trump, Ini Alasannya


 Malaysia Dukung Terbatas Rencana Perdamaian Gaza Usulan Trump, Ini Alasannya Arsip Foto - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menghadiri KTT Darurat Arab-Islam di Doha, Qatar (15/9/2025). ANTARA/HO-Kantor Perdana Menteri Malaysia.

KUALA LUMPUR, ARAHKITA.COM – Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyatakan bahwa dukungan pemerintahnya terhadap rencana perdamaian Gaza yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih bersifat terbatas.

Menurut Anwar, Malaysia menilai masih perlu adanya jaminan nyata atas kebebasan dan kemerdekaan Palestina sebelum memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif tersebut.

“Mengenai perjanjian itu, saya menyatakan dukungan terbatas. Karena kita masih ingin melihat jaminan kebebasan dan kemerdekaan Palestina,” ujar Anwar dalam pernyataan video yang disampaikan di Kuala Lumpur, Sabtu (4/10/2025).

Menunggu Sikap Negara Arab dan Hamas

Anwar menegaskan, posisi Malaysia akan mempertimbangkan juga keputusan negara-negara Arab-Islam serta kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Sejauh ini, Hamas menyerukan agar Israel menghentikan serangan, membebaskan tawanan Palestina, dan membuka akses bantuan kemanusiaan. Menurut Anwar, poin-poin tersebut perlu dijabarkan secara lebih jelas dalam proses perdamaian yang diusulkan.

Prioritaskan Gencatan Senjata dan Bantuan Kemanusiaan

Anwar menekankan pentingnya kebijaksanaan dan kesabaran dalam menghadapi situasi Gaza saat ini. Ia menilai, langkah mendesak adalah menghentikan serangan militer, menjamin keamanan warga sipil, serta membuka akses penuh untuk bantuan kemanusiaan.

Ia juga menyebutkan bahwa negara-negara Arab seperti Qatar dan Turki, bersama dunia Islam lainnya, memiliki peran strategis dalam memastikan gencatan senjata permanen dan membuka kembali peluang penyelesaian konflik secara politik.

AS Dinilai Punya Tanggung Jawab Besar

Selain itu, Anwar menyoroti tanggung jawab besar Amerika Serikat untuk menekan Israel agar menghormati kewajiban internasional dan memberikan ruang bagi upaya diplomasi.

“Pada akhir bulan ini, saya akan menyambut kedatangan Presiden Trump ke Kuala Lumpur, bertepatan dengan KTT Asia Timur dan Sidang ASEAN-AS,” ujar Anwar dikutip Antara.

Ia berharap pertemuan itu dapat menjadi ruang dialog terbuka bagi Malaysia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk memberikan gagasan konkret menuju dunia yang adil dan damai, termasuk perjuangan rakyat Palestina untuk memiliki negara berdaulat.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru