Selasa, 30 Desember 2025

Rupiah Berpotensi Melemah, Pelaku Pasar Menanti Deretan Data Ekonomi AS


 Rupiah Berpotensi Melemah, Pelaku Pasar Menanti Deretan Data Ekonomi AS Tangkapan layar dari Youtube - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede. ANTARA/ Youtube-Jessica Hidaya/pri.

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Nilai tukar rupiah membuka perdagangan Rabu (19/11/2025) di level Rp16.751 per dolar AS, tidak berubah dari penutupan sebelumnya. Meski bergerak stagnan pada awal sesi, tekanan pelemahan rupiah dinilai masih cukup besar seiring meningkatnya kewaspadaan pelaku pasar terhadap perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai investor tengah bersikap hati-hati sembari menunggu serangkaian rilis data ekonomi penting dari AS yang akan menjadi petunjuk arah kebijakan Bank Sentral AS (The Fed).

“Investor menunggu serangkaian rilis data AS untuk mengukur arah kebijakan The Fed,” ujarnya di Jakarta.

Sinyal Pelemahan di Pasar Tenaga Kerja AS

Beberapa data yang telah dirilis menunjukkan pasar tenaga kerja AS mulai melemah. Laporan Automatic Data Processing (ADP) mencatat rata-rata kehilangan 2.500 pekerjaan per minggu dalam empat pekan yang berakhir pada 1 November 2025.

Sementara itu, Initial Jobless Claims atau klaim pengangguran awal untuk pekan yang berakhir pada 18 Oktober 2025 naik menjadi 232 ribu, lebih tinggi dari 219 ribu yang tercatat sebulan sebelumnya. Kenaikan klaim pengangguran ini memperkuat indikasi bahwa pasar tenaga kerja AS sedang kehilangan momentum.

Dolar AS Melemah, Tapi Kekhawatiran Investor Masih Tinggi

Meski dolar AS cenderung melemah, ruang penguatan untuk rupiah tetap terbatas. Menurut Josua, investor masih mengantisipasi kemungkinan data lanjutan yang dapat membatasi ruang gerak The Fed dalam memangkas suku bunga lebih dalam.

“Beberapa pembuat kebijakan The Fed masih menyuarakan kehati-hatian terhadap perlunya pelonggaran lanjutan,” katanya kepada Antara.

Tekanan Tambahan dari Kebijakan Tarif Ekspor Emas

Di dalam negeri, rupiah juga menghadapi tekanan dari rencana pemerintah terkait tarif ekspor emas. Kebijakan ini memunculkan kecemasan mengenai potensi hambatan ekspor serta risiko melebar­nya defisit transaksi berjalan.

Josua memproyeksikan rupiah akan bergerak pada rentang Rp16.675–Rp16.775 per dolar AS hingga akhir perdagangan.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru