Loading
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kehidupan suami-istri yang dihabiskan bersama-sama selama 50 tahun telah mencapai hal-hal besar dalam kehidupan rumah tangganya. Semua itu berkat cinta dan komitmen. Menurut tradisi, emas merupakan simbol hadiah dari suami untuk istrinya. Jika bukan emas, maka yang dilakukan adalah memilih sesuatu bertema emas seperti liburan ke beberapa lokasi dengan ‘Gold’ dalam namanya. Tak kalah penting adalah pembaruan janji pernikahan.
Sebuah kehormatan besar diberikan oleh suami kepada istrinya ketika merayakan pesta emas pernikahannya (golden wedding). Keduanya telah menghabiskan kehidupan sebagai suami istri selama 50 tahun dan patut disyukuri serta dirayakan.
Kehormatan besar itu ditandai dengan hadiah emas (emas kuning atau emas putih) bagi istrinya. Emas yang diberikan bisa saja berupa cincin emas, kalung emas, bunga emas atau kalung emas peringatan 50 tahun. Selain itu, perhiasan berupa anting-anting, bros dan gelang. Ada juga hadiah manset, kotak emas atau bingkai foto dan masih banyak pernak-pernik lainnya bertahtakan emas.
Jika bukan emas yang merupakan hadiahnya, maka dipilihlah sesuatu yang bertema emas seperti liburan ke suatu tempat dengan ‘Gold’ dalam namanya seperti Australia Gold Coast, Golden California atau Golden Valley dari Limerick, Irlandia. Sementara bunga yang dipilih sebagai pelengkap aksesori adalah bunga Bakung yang merupakan bunga resmi dalam merayakan pesta emas perkawinan. Asal-usul tradisi ini adalah berasal dari Eropa Utara, mungkin Jerman atau Skandinavia.
Itu soal hadiah-hadiah untuk istri. Bagaimana halnya dengan hadiah untuk suami? Hadiah untuk suami biasanya berupa sebuah jam tangan emas, rantai emas, manset, klip atau penjepit dasi dari emas. Anda juga bisa mempertimbangkan membeli beberapa saham emas, atau peralatan golf, peralatan memancing yang terbuat dari emas.
Hadiah lainnya yang juga bisa dipertimbangkan adalah mangkuk kristal, satu set gelas sampanye ulang tahun bertuliskan 50 tahun, atau bantal dekoratif bertuliskan angka 50 atau sebuah patung berbingkai dengan hadiah puisi berbingkai.
Hadiah pernikahan emas bisa juga berlibur ke Australian Gold Coast. (Net)
Namun demikian, tak kalah penting adalah pembaruan janji pernikahan. Seperti ditulis Pormadi Simbolon dalam situs blognya http://pormadi-simbolon.blogspot.com tentang 50 tahun perkawinan pasangan Maria Joan D’Arc dan Johannes Berchman Soedarmanto Kadarisman pada 26 Desember 2008 di Jakarta lalu.
Pormadi dalam tulisannya menegaskan bahwa di tengah perubahan jaman yang serba cepat, bahkan cenderung cepat sekali hampir pada semua segi kehidupan termasuk pergeseran-pergeseran sistem-sistem nilai. Jarang sekali institusi perkawinan yang dapat berlangsung hingga memasuki perayaan kesetiaan pada cinta yang kelimapuluh tahun. Tentu beberapa alasan antara lain, kerapuhan kesehatan dan juga gagal membina keluarga sejati.
Namun lanjut Pormadi, tidak demikian halnya dengan usia kesetiaan pada cinta dalam pasangan Maria Joan D’Arc dan Johannes Berchman Soedarmanto Kadarisman. Pasangan yang akrab dipanggil Roeri dan Manto memasuki dan merayakan pesta 50 tahun kesetiaan dalam cinta, pesta emas perkawinan. Kegembiraan dan kebahagiaan cinta ini diwujudkan dalam upacara pembaharuan janji pernikahan dan perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Mgr. F.X. Hadisumarto, OCarm, 26 Desember 2008 lalu di Jakarta.
Proses Kesetiaan
Dalam kothbahnya, Mgr. F.X. Hadisumarto menyatakan, “perjalanan hidup dan karya Pak Kardarisman di bidang diplomatik (Duta Besar), di Deplu RI, merupakan proses pematangan, proses menuju kebahagiaan sejati. Kita semua harus menyadari itu”.
Mgr. F.X. Hadisumarto menambahkan pilihan bacaan Injil tentang “Kothbah di Bukit” oleh kedua pasangan merupakan tanda dan proses hidup bersama selama 50 tahun. Selama hidupnya, pasangan ini berusaha untuk bertindak dan bersikap menuju kebahagiaan sejati secara Kristiani yaitu miskin di hadapan Allah, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, membawa damai, siap dianiaya oleh sebab kebenaran dan siap dicela dan dianiaya karena Kristus. Semuanya menuju kebahagiaan Kristiani.
Pada bagian akhir homilinya tulis Pormadi, Uskup menegaskan kepada umat bahwa, kasih sejati itu tidak main kalkulasi melainkan kasih yang berasal dari hati yang ikhlas dan murni. Seperti Kristus telah mengasihi kita lebih dulu dan telah memberikan nyawaNya bagi kita. Inilah perintah Yesus, kasihilah seorang akan yang lain!
Cinta dan kesetiaan pada pasangan hidup, cinta dan kasih kepada anak serta “cinta tugas”, yang semuanya yang semuanya selaras dengan ajaran iman yang dihayati Kadarisman dan Maria Joan D’Arc.
Di luar ritual yang disebutkan di atas, pernak-pernik lain yang perlu dipertimbangkan sebelum merayakan pesta emas perkawinan adalah mempersiapkan undangan. Apakah Anda hanya mengundang kelompok kecil saja atau kelompok besar?
Apakah Anda akan mengiklankan undangan pernikahan. Agar undangan tersebut menjadi sangat khusus, biasanya pasangan akan memasang foto pernikahan mereka 50 tahun lalu untuk menunjukkan bagaimana pasangan itu telah berubah. Selain itu pasangan juga perlu memesan kue tar bertuliskan 50 tahun pernikahan mereka. So,Happy Golden Wedding bagi pasangan yang hendak merayakan! (Diolah dari berbagai sumber)