Loading
PERNIKAHAN dulu identik dengan kue besar, tarian pertama, dan pesta serba formal. Namun bagi Generasi Z, semua itu hanyalah pilihan—bukan kewajiban.
Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, mereka punya cara sendiri dalam merayakan cinta. Nilai keaslian, ekspresi diri, dan keberlanjutan menjadi fondasi utama. Apa pun yang terasa kaku, dipaksakan, atau “too much,” langsung dicoret dari daftar.
“Pesta pengantin besar, warna pastel berlebihan, dan upacara yang terlalu formal kini sudah dianggap ketinggalan zaman,” ungkap Christine Ferguson, pendiri Christine Ferguson Events.
Untuk memahami lebih jauh, para pakar pernikahan dan kreator konten membagikan pandangan mereka tentang apa yang sedang in dan out di dunia pernikahan Gen Z tahun 2025 ini.
7 Hal yang Wajib Ada di Pernikahan Generasi Z
1. Pernikahan Imersif dan Penuh Cerita
Lupakan ballroom kaku dengan dekorasi seragam. Pasangan Gen Z mencari suasana yang “hidup” dan bisa menceritakan kisah cinta mereka secara visual.
“Gen Z menghargai personalisasi dan storytelling visual,” kata Harley Hendrix dari Hall des Lumières, New York.Pernikahan mereka sering dikemas layaknya pertunjukan seni—dengan pencahayaan sinematik, proyeksi visual, bahkan musik yang dikurasi khusus.
2. Foto dan Video Bergaya Editorial
Alih-alih dokumentasi tradisional, Gen Z menginginkan hasil visual ala cover magazine atau film pendek.
“Mereka ingin foto dan video yang menceritakan, bukan sekadar merekam,” ujar Ferguson.
Super 8 camera, gaya behind the scenes, hingga paket content creator jadi bagian penting agar setiap momen terasa autentik dan berkarakter.
3. Semua Harus Personal dan Kustom
Tak ada lagi “template pernikahan.” Gaun warna unik, lagu spesial, bahkan ritual yang dibuat sendiri jadi hal lumrah.
“Mereka ingin hari itu benar-benar mencerminkan siapa mereka,” kata Amy Lynn, perencana pernikahan.
Sentuhan kecil seperti “easter egg” dari kisah hubungan atau simbol pribadi sering diselipkan dalam acara.
4. Content Creator: Tim Wajib di Hari H
Fotografer dan videografer kini tak lagi bekerja sendiri.
Gen Z menambah satu profesi baru: wedding content creator.
Menurut Lauren Ladouceur, pasangan Gen Z menyukai momen alami tanpa filter—dan ingin hasilnya siap dalam 24 jam. “Mereka ingin menonton ulang hari bahagianya sambil rebahan keesokan pagi,” katanya.
5. Pesta Makan Malam, Bukan Produksi Panggung
Bagi Gen Z, kemewahan bukan berarti besar-besaran. Mereka lebih memilih pesta makan malam elegan, suasana intim, dan desain minimalis.Estetika monokrom, tata cahaya lembut, dan nuansa hangat kini menggantikan pesta dansa tradisional yang formal.
6. Nilai Keberlanjutan di Setiap Detail
Gen Z tak mau merayakan cinta dengan mengorbankan bumi.Mulai dari dekorasi sewa, menu nabati, hingga vendor lokal, semua dipilih dengan kesadaran ekologis.“Mereka meneliti vendor, memastikan setiap pihak punya nilai yang selaras,” ujar Connely.
7. Tamu Diperlakukan Seperti VIP
Fokus utama Gen Z bukan hanya pada diri mereka, tapi juga pada pengalaman tamu.Transportasi, akomodasi, hingga aktivitas akhir pekan bersama dirancang agar semua merasa nyaman dan terlibat.“Mereka ingin semua tamu merasa diperhatikan,” kata Lynn.
5 Tren Pernikahan yang Dihindari Gen Z
1. Segala yang Terlalu Diatur
Formalitas berlebihan seperti potong kue atau tarian pertama sering mereka tinggalkan.Gen Z lebih menyukai suasana yang mengalir alami dan tak terasa dibuat-buat.
2. Boros Barang, Hemat Pengalaman
Mereka rela memangkas biaya untuk souvenir atau undangan kertas, dan mengalihkannya pada pengalaman tamu seperti welcome gift, bar espresso martini, atau yoga pagi menjelang acara.
3. Tradisi yang Terasa “Cringe”
Pernikahan Gen Z menolak hal-hal yang terasa kaku dan kuno.Alih-alih tarian pertama, mereka memilih bersulang bersama atau anniversary dance untuk menghormati pasangan lain yang hadir.
4. Kue Fondant Bertingkat Tinggi
Kue putih bertingkat kini tergeser oleh ide pencuci mulut kreatif: bar gelato, dinding donat, atau stasiun churro.Yang penting, semuanya Instagramable dan punya nilai kebersamaan.
5. Pesta Pengantin Formal
Peran gender di pesta pengantin juga diredefinisi.Banyak pasangan menghapus konsep bridesmaid dan groomsmen, atau memilih teman terdekat tanpa seragam.Beberapa bahkan menghilangkan “pesta pengantin” sama sekali, dan menggantinya dengan duduk bersama tamu di upacara yang lebih intim.
Cinta, Otentisitas, dan Nilai yang Selaras
Pernikahan bagi Gen Z bukan sekadar acara, tapi pernyataan jati diri.Mereka mengutamakan keaslian, keberlanjutan, dan kebersamaan—menjadikan setiap momen terasa hangat, bermakna, dan sepenuhnya real.Generasi ini membuktikan bahwa cinta bisa dirayakan tanpa harus meniru siapa pun dilansir dari brides.com