Loading
Oleh: Muljono, M.Ak, M.H, CFP®
MASA lanjut usia sering kali dipandang sebagai fase akhir kehidupan yang penuh keterbatasan. Namun kenyataannya, usia lanjut dapat menjadi masa yang penuh makna dan produktivitas, dengan syarat lansia mampu menjaga berbagai aspek kehidupan yang penting. Lansia tangguh adalah mereka yang mampu menghadapi tantangan usia tua dengan baik, baik dari sisi spiritual, kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan keuangan, maupun aktivitas produktif serta hubungan keluarga dan sosial. Artikel ini akan membahas berbagai aspek yang mendukung ketangguhan lansia agar tetap dapat menjalani kehidupan yang bermakna di usia senja.
Spiritualitas adalah elemen yang kerap memberikan ketenangan dan harapan bagi lansia. Di tengah perubahan hidup yang tidak terhindarkan, seperti pensiun, kehilangan pasangan, atau perubahan fisik, spiritualitas menjadi sandaran bagi lansia untuk meraih ketenangan batin. Kegiatan seperti berdoa, meditasi, mengikuti kegiatan keagamaan, atau mendalami nilai-nilai spiritual, membantu lansia merasa lebih terhubung dengan Tuhan dan alam semesta. Lansia yang aktif dalam spiritualitas cenderung memiliki mental yang lebih kuat, mampu menerima segala keterbatasan, dan merasa lebih damai. Penelitian juga menunjukkan bahwa lansia yang memiliki kehidupan spiritual yang kuat lebih jarang mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi.
Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami berbagai perubahan yang tak terhindarkan, mulai dari penurunan fungsi otot, tulang, hingga meningkatnya risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung. Menjaga kesehatan fisik adalah kunci utama bagi lansia untuk tetap mandiri dan menjalani hidup dengan kualitas yang baik. Aktivitas fisik yang ringan namun teratur, seperti berjalan kaki, senam lansia, atau yoga, dapat membantu memperkuat otot, menjaga fleksibilitas tubuh, serta meningkatkan keseimbangan untuk menghindari risiko jatuh.
Selain itu, pola makan yang sehat juga sangat penting. Lansia perlu mengonsumsi makanan yang kaya serat, rendah gula dan garam, serta cukup protein dan vitamin. Mengurangi makanan berlemak dan menghindari konsumsi berlebihan makanan olahan dapat membantu mencegah berbagai penyakit yang umum di usia lanjut. Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga penting untuk mendeteksi dini potensi penyakit, sehingga lansia dapat segera mendapat penanganan yang tepat.
Baca juga:
Persiapan Awal Memasuki Masa PensiunSelain kesehatan fisik, kesehatan mental lansia juga menjadi faktor yang tidak boleh diabaikan. Usia tua sering kali diiringi dengan perubahan psikologis, seperti perasaan kesepian akibat kehilangan pasangan hidup, pensiun, atau jarangnya interaksi sosial. Depresi, kecemasan, dan stres adalah masalah umum yang kerap dialami oleh lansia. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Dukungan dari keluarga dan teman sangat penting untuk mengatasi masalah mental ini. Lansia yang memiliki hubungan yang kuat dengan orang-orang di sekitarnya cenderung lebih mampu mengelola emosi dan tetap optimis. Selain itu, lansia dapat terlibat dalam kegiatan yang merangsang mental, seperti membaca, menulis, atau bahkan belajar hal-hal baru untuk menjaga otak tetap aktif dan terhindar dari penurunan fungsi kognitif seperti demensia.
Aspek kesehatan keuangan juga sangat krusial dalam menunjang ketangguhan lansia. Setelah memasuki masa pensiun, penghasilan biasanya menurun drastis. Oleh karena itu, lansia perlu memastikan bahwa mereka memiliki perencanaan keuangan yang matang. Menjaga kesehatan keuangan dapat dilakukan dengan mengelola aset secara bijak, mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan pokok, serta mengantisipasi biaya kesehatan yang mungkin timbul. Lansia juga perlu waspada terhadap risiko penipuan finansial yang sering kali menargetkan kelompok usia ini.
Menyusun anggaran untuk jangka panjang dan memilih investasi yang aman dapat menjadi langkah penting untuk memastikan stabilitas finansial. Jika perlu, lansia dapat berkonsultasi dengan ahli keuangan agar pengelolaan aset lebih terarah dan sesuai kebutuhan.
Lansia yang tangguh adalah mereka yang tetap produktif meski telah memasuki masa pensiun. Produktivitas bukan berarti harus terus bekerja secara formal, namun dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat dan bermakna. Berkebun, menulis, melukis, atau bahkan terlibat dalam kegiatan sosial seperti menjadi relawan adalah beberapa contoh aktivitas produktif yang dapat dilakukan oleh lansia.
Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya memberikan rasa pencapaian, tetapi juga menjaga kesehatan mental dan fisik lansia. Aktivitas yang melibatkan keterampilan manual, seperti membuat kerajinan tangan, dapat membantu lansia merasa lebih berdaya dan terhubung dengan lingkungan sekitar.
Hubungan keluarga dan sosial yang baik adalah pilar penting dalam menjaga ketangguhan lansia. Lansia yang memiliki hubungan yang harmonis dengan anggota keluarga cenderung memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik. Dukungan emosional dari keluarga, terutama anak-anak dan cucu, dapat membantu lansia merasa dicintai dan dihargai.
Di sisi lain, keterlibatan dalam komunitas sosial juga sangat penting. Lansia yang aktif berinteraksi dengan teman-teman sebayanya atau anggota komunitas cenderung merasa lebih bahagia dan terhindar dari perasaan kesepian. Kegiatan bersama seperti arisan, pengajian, atau kelompok senam dapat menjadi sarana yang baik untuk menjaga keterikatan sosial sesama usia.
Dan artikel ini merupakan ringkasan dari Buku Lansia Tangguh yang akan diterbitkan dalam waktu dekat, semoga dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya lansia yang perlu diberikan ruang dan tempat agar tetap mandiri serta tangguh.
Penulis adalah Penulis Buku Lansia Tangguh.