Senin, 09 September 2024

Bersatu dengan Rakyat, Spirit Jakarta Menuju Kota Global Akan Lebih Menyala


 Bersatu dengan Rakyat, Spirit Jakarta Menuju Kota Global Akan Lebih Menyala Pertemuan tanpa sengaja antara Pramono Anung, Rano Karno dan Anies Baswedan tersebut menciptakan suasana hangat dan akrab. (Foto: Istimewa)

Oleh: Fakhrijal Lukman

ADA momen istimewa terlihat di tengah aktivitas warga Jakarta pada Minggu (1/8/2024) pagi di kawasan Car Free Day (CFD). Kehadiran calon Gubernur Daerah Khusus Jakarta 2024-2029, Pramono Anung dan Rano Karno berhasil menarik perhatian dan antusiasme warga. Terlebih, tampak juga sosok fenomenal pada saat ini, yakni mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Pertemuan tanpa sengaja antara Pramono Anung, Rano Karno dan Anies Baswedan tersebut menciptakan suasana hangat dan akrab, menyiratkan bahwa di tengah mereka terdapat satu cita yang sama untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global berjuta pesona yang akan mewujudkan harapan seluruh masyarakat Jakarta.

Pasangan Cagub-Cawagub dari PDIP yang mengenakan kaos warna biru itu nampak riang gembira serta menularkan energi positif. Mereka melempar senyum dan sesekali tertawa bahagia di tengah kerumunan warga. Sementara itu, Anies mengenakan kaos hitam bertuliskan we the people, seperti sedang menegaskan bahwa demi kemajuan Jakarta, pemerintahan ke depan harus lebih sinergi dengan rakyat.

Jakarta Menyala

Pramono - Rano yang akan bertarung dalam kontestasi Pilkada Jakarta pada November 2024 mendatang, merupakan dua tokoh dengan pengalaman di kancah nasional yang paham bagaimana melanjutkan pembangunan kota. Pramono Anung, dengan seabreg pengalaman pemerintahan mendampingi Presiden Joko Widodo selama sepuluh tahun sebagai Sekretaris Kabinet, tahu persis akan dibawa kemana Jakarta hari ini.

Jakarta kota global bukan sekedar halusinasi. Perencanaan pembangunan kota tentu sudah dirancang oleh pemerintah pusat. Pram, kader Megawati Soekarnoputri yang dikenal sebagai orang dekat Joko Widodo serta tidak memiliki rekam jejak buruk di mata Presiden terpilih, Prabowo Subianto akan menjadi perekat yang mengikat kesepahaman bahwa kesuksesan Jakarta merupakan prestasi untuk Indonesia.

Demikian juga dengan Rano Karno sebagai representasi masyarakat bawah dalam peran si Doel Anak Betawi, tentu merasakan betul perkembangan kota Jakarta dari masa ke masa. Seperti diketahui bahwa Rano Karno merupakan orang kesayangan almarhum Benyamin Sueb, tokoh Betawi multi talenta yang berjasa mengharumkan Jakarta.

Halnya saat ini Jakarta sudah tidak lagi Ibu Kota Negara (IKN). Masa transisi sudah selayaknya dipimpin oleh seorang yang jiwa raga nya tumbuh besar di Jakarta. Maka Rano Karno dengan kepiawaiannya berbaur dengan semua kalangan masyarakat, tentu akan mampu merajut sinergitas dan kolaborasi lintas sektor.

Dalam masa transisi IKN, Jakarta kini tengah dinakhodai oleh seorang Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Heru Budi dengan pengalaman 30 tahun bekerja di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, juga memahami arah pembangunan kota. Peran Heru juga tidak bisa dipungkiri bahwa Heru dalam dua tahun memimpin Jakarta, berhasil membangun pondasi untuk menuju kota global, di mulai dengan menyusun cita provinsi "Sukses Jakarta untuk Indonesia".

Semangat mewujudkan Jakarta Kota Global tidak boleh luntur. Bahwa yang belum sempurna harus di sempurnakan, dan yang sempurna harus dilanjutkan. Maka dalam konteks ini, Sukses Jakarta tidak boleh padam, Jakarta harus terus menyala, sebagaimana tagline yang diusung Pramono Anung-Rano Karno "Jakarta Menyala".

Elit Teduh, Rakyat Tumbuh

Keriang gembiraan yang ditampilkan oleh Pramono Anung, Rano Karno dan Anies Baswedan di kawasan CFD berhasil menciptakan suasana teduh di tengah panasnya iklim politik saat ini. Suasana seperti ini menjadi hal paling dirindukan oleh rakyat. Kebersamaan elit sangat mempengaruhi percepatan pertumbuhan dan pembangunan kota.

Bahwa politik itu dinamis memang betul, tetapi mengambil sikap penuh kesadaran di dalam politik, juga bagian dari demokrasi. Untuk itu, rekonsiliasi yang didasari oleh kesadaran dari semua pihak, tidak mencederai semangat demokarasi. Rekonsiliasi bukan berarti harus mematikan sistem kontrol dan balance dalam mengelola pemerintahan. Semua harus berjalan dalam relnya masing-masing.

Akhir kata, Jakarta akan segera tumbuh sebagai kota global berjuta pesona di tangan orang-orang yang memahami sejarah masa lalu, mengalami peristiwa hari ini dan meyiapkan strategi menuju masa depan.

Fakhrijal Lukman, Founder Forum Jakarta Baru

Editor : Farida Denura
Penulis : Fakhrijal Lukman

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Suara Kita Terbaru