Rabu, 31 Desember 2025

Megawati Soroti Pidato Soekarno di PBB sebagai Fondasi Etik Dunia Baru


 Megawati Soroti Pidato Soekarno di PBB sebagai Fondasi Etik Dunia Baru Nasional Di Beijing, Megawati Suarakan Kemerdekaan Palestina, Sebut Dasa Sila Bandung Hasil Konferensi Asia Afrika Belum Tuntas Photo Author Muhammad Ridwan - Kamis, 10 Juli 2025 | 16:36 WIB Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato dalam forum Global Civilization Dialogue yang digelar di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, Kamis (10/7). (PDIP) Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato dalam forum Global Civilization Dialogue yang digelar di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, Kamis (10/7). (PDIP/Jawa Pos)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menegaskan pentingnya pidato bersejarah Presiden Soekarno di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1960 sebagai landasan moral membangun tatanan dunia yang lebih adil dan beradab.

Dalam pidatonya di forum Global Civilizations Dialogue yang digelar di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, Kamis (10/7/2025), Megawati mengangkat kembali pidato Soekarno berjudul "To Build the World Anew". Pidato tersebut telah diakui sebagai bagian dari Memory of the World oleh UNESCO dan dianggap sebagai warisan pemikiran besar dari era pascakolonial.

“Izinkan saya mengangkat kembali pidato yang telah menjadi mercusuar bagi generasi bangsa kami... Pidato Bung Karno di Sidang Umum PBB tahun 1960 berjudul To Build the World Anew kini telah tercatat dalam Memory of the World oleh UNESCO,” ujar Megawati.

Seruan Mengakhiri Dunia Lama

Megawati menekankan bahwa dalam pidatonya, Bung Karno menyerukan berakhirnya tatanan dunia lama yang dibangun di atas kapitalisme eksploitatif, kolonialisme, dan imperialisme. Sebagai gantinya, ia menawarkan visi dunia baru yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

“Bung Karno menolak dunia lama yang dibangun di atas kekuatan senjata dan penindasan. Ia memimpikan dunia yang berdiri di atas keadaban, bukan kekuatan,” tegas Megawati dikutip Antara.

Pancasila sebagai Etika Global

Menurut Megawati, tawaran Bung Karno untuk membangun tatanan baru diwujudkan melalui Pancasila. Falsafah dasar negara Indonesia ini dipandang tidak hanya sebagai milik bangsa Indonesia, tetapi juga sebagai kerangka etik universal yang relevan bagi dunia internasional.

Ia menjelaskan lima sila Pancasila sebagai fondasi moral global:

Ketuhanan: dasar spiritual umat manusia yang universal,

Kemanusiaan yang adil dan beradab: menolak kekerasan, rasisme, dan penjajahan,

Persatuan: menolak politik pecah-belah dan mengedepankan solidaritas global, 

Musyawarah dan mufakat: menjunjung partisipasi, bukan dominasi,

Keadilan sosial: mendorong kesejahteraan bersama seluruh umat manusia.

“Bung Karno percaya, jika dunia ingin selamat dari kehancuran, maka tatanan global harus dibangun ulang dari dasar — bukan sekadar ditambal. Bagi kami, fondasi itu adalah Pancasila, yang nilai-nilainya juga bersifat universal,” ujar Megawati.

Pengakuan Dunia Internasional

Megawati melihat pengakuan UNESCO terhadap pidato Soekarno bukan sekadar simbolis, tetapi sebagai pengakuan dunia atas kontribusi pemikiran Indonesia dalam merumuskan peradaban yang lebih adil dan manusiawi.

Forum Global Civilizations Dialogue ini dihadiri sekitar 600 delegasi dari 144 negara. Megawati mendapat kehormatan menjadi pembicara pembuka, disusul sejumlah tokoh dunia seperti:

Presiden ke-4 Namibia Nangolo Mbumba

Mantan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama

Mantan PM Mesir Essam Sharaf

Mantan PM Belgia Yves Leterme

Mantan PM Nepal Jhala Nath Khanal

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Politik Terbaru