Loading
Ilustrasi - pola asuh orang tua memiliki pengaruh besar terhadap munculnya perilaku kenakalan anak. (orangtuahebat.id)
TAHUKAH kamu, keluarga memiliki peran yang jauh lebih besar dari sekadar tempat pulang? Dalam keluarga, anak belajar nilai, keyakinan, hingga cara bersikap terhadap sesama. Karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan orang tua adalah kunci utama dalam membentuk karakter anak — parents are the key.
Betapa banyaknya kasus kenakalan anak dan remaja yang kini bermunculan — dari pencurian, kekerasan, penyalahgunaan narkoba, hingga kasus berat seperti pemerkosaan dan pembunuhan. Lebih mengkhawatirkan lagi, hal ini tak hanya terjadi di kota besar, tapi juga di desa-desa.
Pertanyaan pun muncul: siapa yang salah? Siapa yang bertanggung jawab?
Jawabannya sering kali kembali pada keluarga, terutama orang tua. Penelitian Rosyid (2019) dari Universitas Negeri Semarang menegaskan bahwa pola asuh orang tua memiliki pengaruh besar terhadap munculnya perilaku kenakalan anak. Artinya, karakter positif anak harus tumbuh dari rumah — dari contoh nyata yang ditunjukkan orang tuanya.
Lalu, bagaimana cara menumbuhkan karakter positif itu?Jawabannya ada pada penerapan 8 fungsi keluarga yang menjadi panduan dasar dalam membentuk pribadi anak yang kuat dan berakhlak.
Delapan Fungsi Keluarga Menurut BKKBN
1. Fungsi Agama
Landasan utama dalam pengasuhan anak adalah iman dan takwa. Orang tua perlu menanamkan nilai-nilai agama sejak dini: membiasakan anak berdoa, beribadah, memahami mana yang baik dan buruk, serta menjelaskan bahwa setiap perbuatan akan berbalik kepada diri sendiri. Orang tua juga harus menjadi teladan religius di rumah, bukan hanya memberi nasihat, tapi memberi contoh nyata.
2. Fungsi Sosial Budaya
Selain nilai agama, anak perlu belajar norma sosial dan budaya yang berlaku di masyarakat. Ajarkan anak untuk menghormati orang lain, mematuhi aturan, menjaga sopan santun, dan ikut serta dalam kegiatan sosial. Orang tua berperan penting menjadi contoh perilaku yang sesuai dengan budaya dan norma lingkungan sekitar.
3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Kasih sayang adalah bahan bakar utama tumbuh kembang anak. Banyak penelitian menunjukkan, anak yang kekurangan perhatian cenderung berisiko memiliki perilaku agresif atau bahkan melanggar hukum. Sentuhan kasih sayang, pelukan, dan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak adalah pondasi utama karakter positif.
4. Fungsi Perlindungan
Setiap anak membutuhkan rasa aman. Orang tua harus menjadi tempat berlindung dan bercerita, bukan sumber tekanan. Dengarkan anak tanpa menghakimi, pahami perasaannya, dan bantu mereka mengatasi masalah tanpa rasa takut. Ketika anak merasa terlindungi, mereka akan tumbuh percaya diri dan berani terbuka.
5. Fungsi Reproduksi
Pendidikan seksual sering dianggap tabu, padahal penting diajarkan sesuai usia anak. Mulai dari mengenalkan anggota tubuh, batas sentuhan aman, hingga pentingnya menjaga diri. Saat remaja, bimbing anak memahami risiko seks bebas dan pentingnya menghormati diri sendiri serta orang lain.
6. Fungsi Pendidikan
Pendidikan adalah bekal masa depan anak. Orang tua perlu aktif mendampingi anak dalam belajar, berdiskusi dengan guru, dan mengetahui pergaulan anak di sekolah. Jangan hanya menyerahkan pendidikan pada sekolah — karena pendidikan karakter justru dimulai dari rumah.
7. Fungsi Ekonomi
Orang tua wajib memenuhi kebutuhan anak secara adil, tetapi juga harus mengajarkan pengelolaan keuangan dan hidup sederhana. Ajarkan anak menabung, tidak mengambil yang bukan haknya, serta menghargai hasil kerja keras. Sikap ini akan membentuk karakter jujur dan tangguh.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Kecintaan pada lingkungan juga perlu ditanamkan sejak kecil. Mulai dari hal sederhana: tidak membuang sampah sembarangan, memanfaatkan barang bekas, dan menjaga kebersihan rumah. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang peduli akan belajar tentang tanggung jawab dan kreativitas.
Orang Tua adalah Kunci
Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Dengan memaksimalkan 8 fungsi keluarga, orang tua bisa membangun pola asuh yang utuh dan seimbang — membentuk anak yang berkarakter, berprestasi, dan berakhlak mulia.
Mari menjadi orang tua hebat yang menumbuhkan generasi emas dengan cinta, keteladanan, dan kesadaran penuh bahwa “We are the key for the next gold generations.”