Loading
Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Gianni Infantino saat menyampaikan keterangan seusai menemui Presiden Prabowo Subianto di New York, Amerika Serikat, Rabu (24/9/2025). (ANTARA/Fathur Rochman)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Upaya meningkatkan kualitas sepak bola di negara-negara berkembang kembali mendapatkan dorongan besar. FIFA resmi menggandeng Saudi Fund for Development (SFD) untuk menghadirkan infrastruktur sepak bola modern di berbagai penjuru dunia.
Lewat Nota Kesepahaman yang diteken Presiden FIFA Gianni Infantino dan CEO SFD Sultan bin Abdulrahman Al-Marshad di Zurich, Senin (24/11/2025), kedua pihak sepakat menyalurkan pendanaan hingga 1 miliar dolar AS atau setara Rp 16,6 triliun. Dana tersebut akan diberikan dalam skema pinjaman lunak untuk pembangunan dan renovasi stadion sesuai standar FIFA, lengkap dengan fasilitas pendukungnya.
Infantino menyebut kolaborasi ini sebagai langkah monumental dalam pemerataan kualitas sepak bola global.
“Banyak asosiasi anggota masih membutuhkan dukungan infrastruktur. Kerja sama ini memastikan lebih banyak stadion bersertifikat FIFA hadir di negara berkembang, dan menjadikan sepak bola semakin benar-benar mendunia,” tegas Infantino melalui unggahan resminya.
Optimisme serupa juga datang dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Menurutnya, akses pembiayaan yang lebih terjangkau akan membantu negara-negara berkembang — termasuk Indonesia — mempercepat transformasi stadion.
“Ini menjadi peluang besar untuk menghadirkan stadion modern yang aman dan nyaman. Infrastruktur yang baik adalah fondasi penting untuk prestasi dan membuka kesempatan menjadi tuan rumah ajang internasional,” ujar Erick dikutip Antara.
Program FIFA–SFD ini nantinya akan fokus pada kawasan yang masih kekurangan fasilitas olahraga berkualitas. Selain meningkatkan standar venue pertandingan, proyek tersebut diharapkan memberi efek ganda untuk pertumbuhan ekonomi daerah, memperkuat inklusi sosial, dan mendorong perkembangan sepak bola sejak usia dini.
Dengan inisiatif ini, masa depan sepak bola dunia diyakini akan semakin kompetitif—dan tak lagi hanya terpusat di negara-negara besar.