Loading
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Jumlah penderita penyakit Diabetes Melitus (DM) ini menunjukan kenaikan. Perubahan gaya hidup seperti pola makan dan berkurangnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktor-faktor penyebab terpenting. oleh karenanya penyakit DM dapat saja timbul pada orang ada atau tidak riwayat DM dalam keluarga.
Dr. apt. Diana Laila Rahmatillah, M.Farm., PhD Clinical Pharmacy yang juga Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA 45 Jakarta) sebagai narasumber Webinar Online pengabdian kepada masyarakat oleh apoteker universitas 17 agustus 1945 soal “Kenali Tanda dan Gejala Diabetes Melitus” belum lama ini mengatakan Diabetes Melitus adalah suatu gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin dan kerja insulin.
“Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Kadar glukosa darah setiap hari bervariasi, kadar gula darah akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam,”papar Diana Laila.
Ditambahkan Diana Laila, kadar glukosa darah normal pada pagi hari sebelum makan atau berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah normal biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun mengandung karbohidrat.
“Namun penyakit DM dapat kita cegah jika kita mengetahui dasar-dasar penyakit dengan baik dan mewaspadai perubahan gaya hidup kita. karena itu, kami menganggap bahwa penyakit DM tersebut memerlukan ruang kepada para siswa/siswi untuk mengetahui dasar-dasar penyakit DM. Sehingga kami bermaksud untuk melaksanakan sebuah webinar tentang Penyakit Diabetes Melitus,”jelas Diana Laila.
Kegiatan webinar online ini dilaksanakan oleh Kelas B Program Studi Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta “Kelompok IV (Empat)” terdiri dari: Dr. apt. Diana Laila Ramatillah, M.Farm., PhD Clinical Pharmacy. Ketua Panitia: Yulisa Matulessy S.Farm. Moderator: Aditya Sabda Reza S.Farm Sekretaris: Indah Safitri S.Farm. Penanggung Jawab Grup Peserta : Femi Yoanda S.Farm .Penanggung Jawab Sertifikat : Rendra Nur R S.Farm Penanggung Jawab Zoom : Surya Vanboy Sitio S.Farm.Penanggung Jawab Absensi, Pre dan Post tes : Annisa Ulil M S.Farm
Dalam sesi tanya jawab muncul berbagai pertanyaan seputar DM. Misalnya saja: Neng Laelatul Afifah bertanya apakah benar daun sirsak dapat mengobati DM? Jika benar bagaimana cara yang tepat apabila si penderita meminum 2 jenis obat yaitu dari dokter dan meminum daun sirsak tersebut?
Dijawab Diana Laila: Daun sirsak untuk DM tipe 2 belum terbukti secara klinis. Untuk DM belum ada uji klinis menggunakan Daun Sirsak. tapi banyak obat-obat herbal lainnya yang ada aktivitas mengobati DMnya. Namun saran saya obat seperti daun- daunan sebaiknya dihindari, karena daun-daun ini bisa memperberat fungsi ginjal. karena terlalu banyak zat aktif bisa memperberat fungsi ginjal. Sedangkan penyakit DM ini komplikasi ke ginjal, Jadi saran saya untuk menurunkan gula darah tadi adalah mengonsumsi yang lebih alami seperti buah mentimun ataupun bawang putih. Bawah putih bisa menurunkan gula darah, bawang putih lebih alami dari pada daun-daunan yang banyak mengandung zat aktif yang mempengaruhi ginjal tadi. Jadi mentimun dan bawah putih dapat digunakan. Lalu cemilannya digunakan rebus sukun karena sukun itu sudah terbukti menurunkan DM. Dapat digunakan seperlunya dan tepat.
Sementara Rahmat menanyakan soal penyakit DM jika terjadi luka sulit disembuhkan dan harus diamputasi? Apakah ada cara penyembuhan lain selain amputasi? Dijawab Diana Laila agar jangan biarkan luka sekecil apapun
diabaikan. Ada beberapa antibiotik pilihan ketika sudah terjadi luka sekecil butuh antibiotik untuk pasien DM. Jadi jika hanya membersihkan luka saja tanpa memakai antibiotik bisa sampai ketulang infeksinya jadi jika infeksinya sampai ketulang ini yang menyebabkan gawat. Jadi jika terjadi luka sekecil apapun maka harus dibersihkan dan meminum obat antibiotik 1 2 minggu apalagi kalau terjadi infeksi berat bisa sampai 4 minggu. Ketika infeksi tadi menyentuh tulang bagian dalam harus diamputasi karena kalau tidah akan menyebabkan sepsis. Sepsis itu sangat mudah terjadi dimana infeksi nya bisa keseluruh tubuh, bisa menyebabkan kematian kalau tidak diamputasi.