Loading
MAGELANG, ARAHKITA.COM - Ratusan umat Buddha dari berbagai wilayah Indonesia berkumpul di Candi Borobudur, Magelang, pada Sabtu (10/5/2025) untuk mengikuti Puja Bakti dan doa perdamaian menjelang perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE. Acara yang dipimpin oleh HH Kyabje Dungzin Garab Rinpoche ini menjadi simbol harapan akan kedamaian Indonesia dan dunia di tengah tantangan global.
Ketua Panitia Nyingma Monlam Chenmo Indonesia 2025 Lama Rama Santoso Liem di Magelang, Sabtu menyampaikan suasana Puja Bakti ini digelar hingga dua hari ke depan dimulai dari agi hingga sore.
"Puja bhakti ini berbeda dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya yakni setiap umat membawa alat musik sendiri. Doa perdamaian dunia ini pun berlangsung khidmat," katanya.
Ia mengatakan bahwa puja atau doa ini merupakan bagian dari acara Waisak dan tata cara berdoa ini sudah dikenal sejak dulu di berbagai negara.
"Tahun lalu kita lakukan adalah Nyingma Monlam. Puja ini sudah dikenal dan viral mulai di Pegunungan Himalaya dan sudah menurun ke Asia Tenggara dan Timur. Dan kegiatan ini sudah dilakukan di berbagai daerah di Malaysia, Singapura, Taiwan dan Hongkong," katanya.
Ia menyampaikan bahwa alat musik tersebut merupakan sarana untuk memanjatkan doa yang dibawa oleh setiap peserta. Selain dari Indonesia, peserta doa perdamaian ini juga diikuti berbagai negara sahabat seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
"Dalam doa biasanya setelah puja diselingi musik tapi di puja ini setiap puja harus memiliki musik tersendiri. Dan para peserta puja harus memiliki alat musik sendiri. Damaru dan lonceng kecil," katanya.
Selain untuk kebaikan umat, mereka juga mendoakan agar Indonesia maupun dunia dapat hidup rukun, damai tanpa ada ketegangan. Menurutnya doa yang diikuti oleh lantunan musik ini baru pertama kali digelar di Indonesia.
"Ini doa aspirasi untuk kedamaian dunia dan NKRI. Mencoba menghadirkan upacara ini di Indonesia," katanya dikutip Antara.