Kamis, 14 Agustus 2025

Ngeri! Bapak Kecerdasan Buatan Prediksi AI Punya Potensi Jadi Penyebab Kepunahan Manusia


  • Sabtu, 28 Desember 2024 | 15:00
  • | News
 Ngeri! Bapak Kecerdasan Buatan Prediksi AI Punya Potensi Jadi Penyebab Kepunahan Manusia AI disebut punya potensi sebabkan kepunahan manusia. (ilustrasi pixabay.com)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Bapak Kecerdasan Buatan (AI) Geoffrey Hinton mengatakan ada potensi 10% hingga 20% AI akan menyebabkan kepunahan manusia dalam tiga dekade ke depan.

Ilmuwan komputer Inggris-Kanada telah memperingatkan laju perubahan dalam teknologi tersebut yang dia sebut jauh lebih cepat dari yang diharapkan.

Sebelumnya, Geoffrey Hinton dilansir The Guardian , mengatakan ada kemungkinan 10% teknologi tersebut memicu hasil yang membawa bencana bagi manusia.

Ketika ditanya dalam program Today di BBC Radio 4 apakah ia telah mengubah analisisnya, ia berkata: "Tidak juga, 10% hingga 20%,” katanya.

Hinton mengatakan, manusia belum pernah berhadapan dengan hal-hal yang lebih cerdas.

Profesor kelahiran London dan emeritus dari Universitas Toronto mengatakan manusia akan seperti balita jika dibandingkan dengan kecerdasan sistem AI yang sangat canggih. “Kita akan menjadi anak berusia tiga tahun di hadapan AI,” katanya.

Tahun lalu, Hinton menjadi berita utama setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya di Google untuk berbicara lebih terbuka tentang risiko yang ditimbulkan oleh pengembangan AI yang tidak dibatasi, dengan mengutip kekhawatiran bahwa "aktor jahat" akan menggunakan teknologi tersebut untuk menyakiti orang lain.

Kekhawatiran utama dari para pegiat keselamatan AI adalah bahwa penciptaan kecerdasan umum buatan, atau sistem yang lebih pintar dari manusia, dapat menyebabkan teknologi tersebut menjadi ancaman eksistensial dengan menghindari kendali manusia.

"Situasi yang kita hadapi sekarang adalah bahwa sebagian besar ahli di bidang tersebut berpikir bahwa suatu saat, mungkin dalam 20 tahun ke depan, kita akan mengembangkan AI yang lebih pintar dari pada manusia. Dan itu adalah pemikiran yang sangat menakutkan.”

Hinton mengatakan laju pengembangan AI sangat cepat. “Jauh lebih cepat dari yang saya duga,” tuturnya sambil menyerukan agar pemerintah memperkuat regulasi terhadap teknologi tersebut.

“Kekhawatiran saya adalah bahwa tangan tak kasat mata itu tidak akan membuat kita aman. Jadi, menyerahkannya pada motif keuntungan perusahaan besar saja tidak akan cukup untuk memastikan mereka mengembangkannya dengan aman,” katanya.

“Satu-satunya hal yang dapat memaksa perusahaan besar tersebut untuk melakukan lebih banyak penelitian tentang keselamatan adalah regulasi pemerintah.”

Hinton adalah salah satu dari tiga “bapak baptis AI” yang telah memenangkan penghargaan ACM AM Turing – setara Nobel dalam ilmu komputer atas karya mereka.

Namun, salah satu dari ketiganya, Yann LeCun, kepala ilmuwan AI di Meta milik Mark Zuckerberg, memiliki pendapat berbeda. Dia justru mengatakan AI sebenarnya dapat menyelamatkan manusia dari kepunahan.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru