Loading
Fransiska Irma Sari, mahasiswi Unipa Indonesia yang juga adalah Ketua Mahasiswa Pecinta Alam Unipa (UNIPALA) Maumere. (Foto-Foto: Arahkita/ VJ Chabarezy Jr)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kasus COVID- 19 di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, kembali meningkat dalam satu pekan terakhir. Hingga Minggu (27/6/2021), terdata sebanyak 220 orang yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit TC.Hilers, dan tempat karantina terpusat, serta karantina mandiri.
Meningkatnya kasus datang dari kluster pesta pora yang menyebabkan dan melibatkan kerumunan banyak orang sehingga terjadi penularan.
Dokter Clara Y Francis selaku Sekretaris Satgas COVID-19 bidang kesehatan kepada media ini mengatakan bahwa kenaikan kasus ini menyebabkan ketersediaan 16 tempat tidur (BOR) untuk ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah TC Hillers Maumere penuh.
Rumah Sakit Tc. Hillerz merupakan Rumah Sakit rujukan di Kabupeten Sikka dan beberapa kabupaten terdekat di Pulau Flores.
Melihat lonjakan kasus COVID-19 yang mulai meningkat di Kabupaten Sikka maka beberapa mahasiswa di kota Maumere mulai angkat bicara. Mereka memberikan tanggapan usul saran dan masukan yang bersifat konstruktif untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus COVID-19 dari kluster pesta.
Berikut empat mahasiswa Kabupaten Sikka angkat bicara: Fransiska Irma Sari, mahasiswi Unipa Indonesia yang juga adalah Ketua Mahasiswa Pecinta Alam Unipa (UNIPALA) Maumere.
Siska, wanita yang akrab disapa mengatakan akhir-akhir ini pemberitaan di media sosial dipenuhi dengan melonjaknya kasus COVID-19. Salah satunya akibat pesta yang terus meningkat dan tidak mengikuti protokol kesehatan dengan baik dan benar.
“Pesta merupakan perayaan spesial yang disyukuri dan menggembirakan, namun di tengah situasi pendemi seperti ini, pesta dapat menjadi malapetaka,”katanya.
Dikatakan Siska, perayaan-perayaan atau pesta ditengah situasi COVID-19 harus dibatasi bahkan dilarang untuk sementara waktu hingga kondisi stabil kembali.
Pasalnya ketika pesta dilaksanakan kebiasaan kita seperti salam-salaman, berpelukan, cium pipi kiri dan pipi kanan serta berkerumun untuk foto bersama sulit kita hindari. Hal inilah yang dapat berpotensi penularan.
"Ingat virus COVID-19 dapat menyerang siapa saja, dimana saja dan kapan saja tanpa pandang bulu. Ingat jangan nekat dan buat orang sekeliling kita jadi sasaran COVID-19, ungkap Siska.
Lanjutnya tugas secara pribadi untuk mengontrol diri kita masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan dan berpartisipasi aktif memutus mata rantai penularan COVID-19 ini.
Selalu menjalankan prinsip 5M yakni memakai masker dengan benar, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, menghindari kerumunan serta mengurangi mobilitas dan aktifitas kita. Kalau hal ini tidak dijalankan dengan baik, maka akan terus terjadi penularan dan akhirnya akan ada klaster-klaster baru lagi.
Ayo kita saling jaga, kedisiplinan kita menaati protokol kesehatan itulah yang terpenting. Kalau tidak kasus COVID-19 akan terus melonjak. Siska juga mengajak kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sikka mari kita gotong-royong melawan COVID-19.
“Stay safe, stay clean and stay healthy,”ujarnya.
Gamly Salasa, mahasiswa Fakultas ilmu sosial dan Humaniora prodi PPKN sementara VII, sekaligus Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Maumere
Sementara itu Gamly Salasa, mahasiswa Fakultas ilmu sosial dan Humaniora prodi PPKN sementara VII, sekaligus Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Maumere, menanggapi terkait pesta di tengah melonjaknya wabah COVID-19, masyarakat seolah-olah menganggap COVID-19 bukan lagi penyakit yang membahayakan.
Namun kata dia, COVID-19 merupakan penyakit yang mungkin tidak ubahnya seperti batuk, pilek dan lain-lain.
“Seharusnya Pemerintah Daerah melalui Dinkes terus menyosialisasikan akan bahayanya COVID-19 ini kepada masyarakat luas,”ujarnya.
Ia juga berharap ada komunikasi yang baik antara pemerintah daerah dan masyarakat terus dibangun, agar tidak terjadi pelanggaran prokes oleh masyarakat. Semoga Sikka lekas menjadi salah satu Kabupaten di NTT bebas COVID-19.
Selain itu Marina Helmi Yanti, mahasiswi Unipa program studi pendidikan Kimia, ia mengatakan seharusnya di tengah pandemi COVID-19 ini, pesta pesta ditiadakan dulu.
Marina Helmi Yanti, mahasiswi Unipa program studi pendidikan Kimia.
Karena dengan adanya pesta juga bisa menambah kasus baru, pastinya kita berkumpul di tengah keramaian orang banyak dan hal ini berpeluang untuk menyebarkan virus COVID-19.
Delfiana Galingging, mahasiswi Unipa semester V Fakultas Ilmu Ilmu Sosial Prodi Psikologi memberikan saran sebaiknya acara pesta untuk saat ini ditiadakan dulu. Dengan maksud agar dapat menekan dan memutuskan mata rantai penyebaran virus COVID-19.
Dengan adanya pesta di tengah melonjaknya kasus COVID-19 menurut Delfiana kurang baik, karena dengan adanya pesta akan mengundang banyak orang yang datang ke acara tersebut, disitulah bisa terpapar virus COVID-19.
Delfiana Galingging, mahasiswi Unipa semester V Fakultas Ilmu Ilmu Sosial Prodi Psikologi.
Oleh karena itu, saya berharap kepada pihak pemerintah dan elemen elemen lainya serta Satgas COVID-19 Kabupaten Sikka, harus bersikap tegas menangani kasus ini, siapkan vaksin dan memberikan vaksin tersebut kepada semua masyarakat, ujar Delfin.