Rabu, 31 Desember 2025

Wabah COVID-19 Berpengaruh Signifikan terhadap Aktivitas Ekspor-Impor Prukades


  • Senin, 09 Maret 2020 | 21:30
  • | News
 Wabah COVID-19 Berpengaruh Signifikan terhadap Aktivitas Ekspor-Impor Prukades Staf khusus Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Bidang Regulasi, Mitra Kelembagaan dan isu Kebijakan Publik, Dodik P. Wijaya. (Foto: Matin/Kemendes PDTT)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Wabah global virus korona (COVID-19) di Tiongkok berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Aktivitas ekspor-impor produk unggulan perdesaan pun terganggu.

Demikian dikatakan Staf Khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Dodik P Wijaya di Jakarta, Senin (9/3/2020).

Menurutnya, situasi ekonomi global tersebut berdampak pada kurang lebih 3 persen dari total jumlah desa yang menghadapi kesulitan dalam mengekspor produk unggulan desa, seperti produk makanan (1.183 desa); produk bukan makanan (517 desa); dan produk makanan dan bukan makanan (773 desa).

“Dampak tidak langsung juga tetap ada di 16.747 desa atau 22 persen dari total desa yang memiliki banyak produk unggulan yang menghadapi beberapa kesulitan dalam mengekspor produk,” ujar Dodik.

Terkait hal tersebut, Dodik mengatakan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mewajibkan dana desa tahap 1 yang telah dicairkan, agar digunakan untuk program kegiatan dengan sistem padat karya tunai (cash for work).

Sistem tersebut akan memberikan peluang kerja bagi pengangguran dan masyarakat miskin di desa.

“Upah yang diterima oleh pekerja akan meningkatkan daya beli masyarakat dengan langsung meningkatkan konsumsi rumah tangga kumulatif dan mengurangi Rasio Gini di masyarakat,” ujar pria berkacamata ini.

Dodik mengatakan, penggunaan dana desa dengan sistem padat karya tunai akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia tinggal di perdesaan.

“Ekonomi, tidak hanya di daerah perkotaan tetapi juga di desa atau daerah pedesaan. Karena lebih dari 50 persen penduduk Indonesia tinggal di desa, situasi ekonomi desa memiliki dampak yang berarti bagi tingkat nasional,” ujar Dodik.

Sebelumnya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar mengatakan, dana desa memiliki dampak signifikan terhadap daya tahan ekonomi di perdesaan.

Gus Menteri sapaan akrabnya, mengatakan, dana desa adalah satu-satunya cara untuk memastikan desa tahan terhadap gejolak ekonomi global saat ini, yang diakibatkan oleh eprang dagang dan virus korona.

"Terkait dana desa termin pertama, harus digunakan untuk padat karya tunai. Ini mutlak. Karena itu satu-satunya solusi untuk daya tahan ekonomi akibat pengaruh global," ujar Gus Menteri

Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini katakan, sistem penyaluran dana desa tahun ini telah mengalami percepatan. Jika dana desa sebelumnya disalurkan melalui RKUD (Rekening Kas Umum Daerah), maka tahun ini dana desa disalurkan dari RKUN (Rekening Kas Umum Nasional) langsung ke rekening desa.

“Porsentase pencairannya juga berbeda. Kalau tahu lalu tahap I dicairkan 20 persen, tahap II 40 persen, tahap III 40 persen. Tahun ini tahap I dicairkan 40 persen, tahap II 40 persen, tahap III 20 persen,” ujar pria kelahiran Jombang ini.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru