Selasa, 30 Desember 2025

Pakar Kesehatan Soroti 7 Prioritas Layanan Kesehatan Pasca Bencana di Sumatera


  • Kamis, 25 Desember 2025 | 19:30
  • | News
 Pakar Kesehatan Soroti 7 Prioritas Layanan Kesehatan Pasca Bencana di Sumatera Ilustrasi - Dampak bencana di Sumatera dan kesehatan warga. (Net)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Dampak bencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga tantangan serius di sektor kesehatan. Menyikapi situasi tersebut, pakar kesehatan masyarakat Prof Tjandra Yoga Aditama menegaskan sedikitnya ada tujuh aspek pelayanan kesehatan yang perlu segera mendapat perhatian.

Menurut Direktur Pascasarjana Universitas YARSI yang juga Adjunct Professor di Griffith University ini, aspek pertama adalah penanganan penyakit menular yang sudah muncul di lapangan. Penyakit tersebut mencakup penyakit yang ditularkan melalui air (water-borne disease), makanan (foodborne disease), dan udara (air-borne disease). Data lapangan menunjukkan meningkatnya kasus ISPA, gangguan saluran cerna, hingga keluhan penyakit kulit pada para pengungsi.

Aspek kedua menyangkut pelayanan bagi penderita penyakit kronik. Dalam kondisi bencana, pasien dengan penyakit jantung, paru kronik, diabetes, atau gangguan kesehatan jangka panjang lainnya berisiko mengalami perburukan kondisi akibat keterbatasan akses layanan dan obat-obatan.

Ketiga, fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah terdampak harus menjalankan peran ganda. Selain menangani korban dan penyakit akibat bencana, fasilitas tersebut tetap wajib memberikan pelayanan kesehatan rutin yang tetap dibutuhkan masyarakat, baik dalam kondisi bencana maupun tidak.

Aspek keempat adalah kewaspadaan terhadap potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular. Dengan jumlah pengungsi yang mencapai ratusan ribu orang, ditambah kerusakan hunian, sanitasi, dan fasilitas umum, risiko penyakit seperti leptospirosis, demam tifoid, kolera, hepatitis A, infeksi parasit, demam berdarah dengue, hingga malaria perlu diantisipasi sejak dini.

Kelima, Prof Tjandra menekankan pentingnya memastikan fasilitas pelayanan kesehatan tetap beroperasi meski dalam keterbatasan. Tiga faktor utama yang harus dijaga adalah ketersediaan tenaga kesehatan, alat dan obat-obatan, serta sarana-prasarana pendukung seperti gedung, listrik, dan akses transportasi.

Aspek keenam berkaitan dengan proses pemulihan dan restorasi fasilitas kesehatan yang rusak. Merujuk publikasi ilmiah internasional, pelayanan rumah sakit pascabencana banjir di sejumlah negara dapat terganggu hingga 210 hari. Hal ini menunjukkan pentingnya membangun ketahanan dan resiliensi sistem kesehatan sejak tahap awal pemulihan.

Terakhir, aspek ketujuh menegaskan bahwa masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan semata. Ketersediaan tempat tinggal, lapangan kerja, akses pendidikan, serta kelancaran transportasi menjadi faktor penentu agar masyarakat dapat kembali hidup stabil dan mencapai derajat kesehatan yang optimal.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru