Selasa, 30 Desember 2025

Operasi SAR Bencana Hidrometeorologi Terus Berjalan, Korban Meninggal Tembus 1.016 Jiwa


  • Minggu, 14 Desember 2025 | 22:00
  • | News
 Operasi SAR Bencana Hidrometeorologi Terus Berjalan, Korban Meninggal Tembus 1.016 Jiwa Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari saat memberikan keterangan dalam konferensi pers Update Penanganan Bencana Hidrometeorologi Aceh di Pusat Informasi dan Media Center, di kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Minggu (14/12/2025). ANTARA/HO-BNPB.)

BANDA ACEH, ARAHKITA.COM – Pemerintah memastikan operasi pencarian dan pertolongan korban bencana hidrometeorologi di Indonesia masih terus berlangsung. Tim gabungan tetap disiagakan untuk menelusuri laporan korban hilang di sejumlah wilayah terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan pelaksanaan operasi SAR dilakukan secara terukur dengan mengacu pada data terbaru dari pemerintah daerah dan laporan masyarakat. Informasi tersebut menjadi dasar penentuan lokasi serta strategi pencarian di lapangan.

“Setiap operasi SAR disesuaikan dengan data korban hilang yang masih tercatat di masing-masing kabupaten dan kota,” ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers di Banda Aceh, Minggu (14/12/2025).

Menurutnya, koordinasi intensif antara BNPB dan Basarnas terus dilakukan untuk menyesuaikan dinamika kondisi di lapangan. Meskipun di beberapa wilayah tidak lagi ditemukan laporan korban hilang, tim SAR tetap bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan ditemukannya korban di wilayah administratif yang berdekatan.

Di Provinsi Aceh, pencarian masih difokuskan di enam daerah, yaitu Kabupaten Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Tengah, Bireuen, Aceh Tamiang, dan Nagan Raya. Sementara itu, di Sumatera Utara, operasi SAR berlangsung di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, serta Kota Sibolga. Adapun di Sumatera Barat, pencarian dilakukan di Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Tanah Datar.

Pemerintah juga menekankan pentingnya proses identifikasi korban secara ketat. Setiap jasad yang ditemukan akan diverifikasi dengan data kependudukan untuk memastikan identitas korban dan menghindari potensi pencatatan ganda, meskipun lokasi penemuan berada di wilayah berbeda.

“Proses identifikasi menjadi kunci agar data nasional tetap valid dan akurat,” jelas Abdul Muhari dikutip Antara.

Hingga Minggu, tim SAR gabungan melaporkan penemuan 66 korban meninggal dunia, dengan rincian 33 korban di Aceh, 19 di Sumatera Utara, dan 14 di Sumatera Barat. Dengan penambahan tersebut, total korban meninggal akibat bencana hidrometeorologi di tiga provinsi itu mencapai 1.016 jiwa.

Di sisi lain, jumlah korban hilang menunjukkan tren penurunan. Dalam sepekan terakhir, angka korban hilang berkurang dari 217 orang menjadi 212 orang, seiring ditemukannya korban serta hasil verifikasi ulang berbasis kecamatan oleh pemerintah daerah.

Abdul Muhari menambahkan bahwa proses pendataan korban di lapangan bersifat sangat dinamis. Dalam beberapa kasus, jasad yang ditemukan ternyata merupakan warga yang telah meninggal sebelum bencana terjadi. Setelah dilakukan verifikasi, data tersebut langsung diperbarui agar tidak memengaruhi angka korban bencana.

Pemerintah pun menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan menegaskan komitmen untuk melanjutkan operasi SAR hingga seluruh laporan korban hilang dapat ditangani secara menyeluruh.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru