Rabu, 31 Desember 2025

Pemulihan Cepat di Sumbar: Pemerintah Prioritaskan Akses Transportasi dan Infrastruktur


  • Senin, 01 Desember 2025 | 11:00
  • | News
 Pemulihan Cepat di Sumbar: Pemerintah Prioritaskan Akses Transportasi dan Infrastruktur Petugas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat mengoperasikan eskavator untuk menimbum jalan yang amblas akibat banjir bandang di Nagari Saniangbaka, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Minggu (30/11/2025). ANTARA FOTO/Wawan Kurniawan/Lmo/nz/pri.

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Pemulihan wilayah terdampak bencana di Sumatera Barat menunjukkan perkembangan pesat. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, menyampaikan bahwa proses penanganan di lapangan sudah memasuki tahap pemulihan hanya dalam tiga hari, dengan situasi cuaca yang mulai kondusif serta dukungan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang masih terus berlangsung.

"Sumatera Barat mulai pulih sejak hari ketiga. Kondisi cuaca juga mendukung dan OMC berjalan efektif," ungkapnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (1/12/2025).

BNPB melaporkan total 129 korban meninggal dunia, 118 orang belum ditemukan, dan 16 orang mengalami luka-luka. Pergerakan warga di Padang Pariaman mulai menunjukkan aktivitas pemulihan, di mana sebagian besar pengungsi kembali ke rumah pada siang hari untuk membersihkan sisa material, lalu bermalam lagi di posko.Kabupaten Agam tercatat sebagai wilayah dengan dampak terbesar, dengan 87 korban meninggal dan 76 orang masih hilang. Secara total terdapat delapan kabupaten/kota yang terdampak langsung, meliputi Agam, Solok, Pesisir Selatan, Padang, Padang Panjang, Pariaman, Tanah Datar, dan Bukittinggi.

Hingga saat ini jumlah pengungsi mencapai 77.918 jiwa. Pemerintah terus memprioritaskan pembukaan akses jalan, perbaikan jembatan yang terputus, serta pemulihan jalur transportasi provinsi dan nasional. Beberapa titik nasional yang belum pulih berada di Padang Panjang serta Sicincin.

Bantuan logistik telah didistribusikan, mencakup sembako, makanan siap santap, alat kebersihan, tenda, selimut, hingga alat berat seperti excavator dan long arm excavator. Tim BNPB bersama Forkopimda tetap bekerja di lapangan untuk memastikan penanganan berjalan terarah.

Armada udara saat ini masih digunakan secara terbatas karena jalur darat dapat diakses. Tercatat satu helikopter BNPB, satu pesawat fixed wing, dan satu helikopter Basarnas membantu distribusi bantuan.

Dari Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Sumbar, sebanyak 131 personel dikerahkan untuk menangani banjir, galodo, sedimentasi sungai, serta kerusakan saluran irigasi. Fokus utama kini diarahkan pada pemulihan fungsi sungai, kelancaran aliran air, serta pasokan untuk permukiman dan lahan pertanian.

Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menyebut penyebab utama bencana ialah Ex-Siklon Tropis Senyar. Meski fenomena itu telah bergerak menjauh, Sumatera Barat masih berada dalam fase puncak musim hujan hingga Desember. Kondisi atmosfer seperti IOD, suhu muka laut, serta konvergensi angin disebut masih berpotensi memicu curah hujan tinggi.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan kembali secara bertahap ke rumah masing-masing. Peningkatan kewaspadaan terutama disarankan bagi warga di 16 kabupaten/kota, termasuk Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Bukittinggi, Tanah Datar, Padang Panjang, Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, Pasaman, Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Sawahlunto, Solok, dan Solok Selatan.

"Kerja sama semua pihak sangat penting agar risiko bencana hidrometeorologi dapat ditekan seminimal mungkin," tegas Desindra dikutip Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru