Rabu, 31 Desember 2025

Menhut Tegaskan: Bencana di Sumatera Jadi Titik Balik Perbaikan Tata Kelola Hutan Indonesia


  • Sabtu, 29 November 2025 | 15:00
  • | News
 Menhut Tegaskan: Bencana di Sumatera Jadi Titik Balik Perbaikan Tata Kelola Hutan Indonesia Warga merekam rumah warga yang terdampak banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). ANTARA FOTO/Yudi Manar/agr/am.

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan bahwa banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat harus menjadi alarm keras bagi Indonesia untuk membenahi tata kelola hutan. Menurutnya, bencana yang terjadi akhir November 2025 ini tidak boleh sekadar dilihat sebagai musibah, tetapi sebagai titik balik menuju kebijakan lingkungan yang lebih adil dan berkelanjutan.

Dalam keterangannya dari Jakarta, Sabtu (29/11/2025), Raja Juli Antoni menyampaikan duka bagi para korban terdampak. Namun di balik kesedihan itu, ia melihat adanya momentum besar untuk introspeksi. Perhatian publik yang terpusat pada bencana ini, kata dia, membuktikan bahwa pengelolaan lingkungan masih menyimpan banyak pekerjaan rumah.

“Semua mata melihat, semua telinga mendengar, dan semuanya kita rasakan bersama,” ujarnya. “Semoga kejadian ini tidak semakin meluas ke daerah lain.”

Pernyataan ini sejalan dengan pandangan Presiden Prabowo Subianto yang menilai penebangan hutan ilegal menjadi salah satu penyebab memburuknya kondisi ekologis. Raja Juli Antoni menekankan bahwa selama ini kebijakan sering lebih condong ke sisi ekonomi, sehingga keseimbangan dengan ekologi terabaikan.

“Pendulum ekonomi dan ekologi harus kembali berada di tengah,” tegasnya. “Fakta bencana ini menjadi bukti bahwa kita perlu berbenah.”

Sebagai langkah nyata, Menhut melakukan kunjungan kerja ke Riau dan menyerahkan Surat Keputusan (SK) Hutan Adat di Kuantan Singingi. Legalisasi ini dinilai penting agar masyarakat adat dapat kembali berperan dalam menjaga hutan, setelah lama berada di posisi yang terpinggirkan.

Tidak hanya itu, ia juga meninjau Taman Nasional Tesso Nilo untuk memastikan proses restorasi berjalan optimal—terutama dalam menjaga habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) seperti Domang dan kawanan lainnya.

Raja Juli Antoni menegaskan bahwa pendekatan yang diterapkan di Riau akan menjadi model penanganan nasional, termasuk bagi wilayah terdampak lain di Sumatera.“Kedatangan saya selama dua hari di Riau menjadi contoh langkah yang akan diterapkan di Aceh, Sumut, Sumbar, dan daerah lain,” tuturnya dikutip Antara.

Ia memastikan pemerintah berkomitmen mengambil langkah korektif untuk memperkuat pengelolaan hutan, tidak hanya sebagai respons bencana tetapi juga untuk keberlanjutan lingkungan Indonesia dalam jangka panjang.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru