Loading
Helikopter Caracal H225M TNI Angkatan Udara menyalurkan paket bantuan untuk korban banjir bandang dan longsor di wilayah Sibolga, Sumatra Utara, Jumat (28/11/2025). ANTARA/HO-Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara.
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Upaya penanganan bencana di Sumatera terus dikebut. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa hingga 29 November 2025, total 11 helikopter TNI dan Basarnas telah dikerahkan dari Jakarta untuk mengangkut serta mendistribusikan bantuan ke wilayah terdampak banjir bandang dan longsor.
Bencana besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak 25 November 2025 itu menelan korban hingga ratusan jiwa. Banyak daerah masih terisolasi akibat akses darat, listrik, dan jaringan komunikasi yang terputus.
“Sebelas helikopter telah dikirim, sembilan sudah beroperasi sejak 26 November dan dua lagi terbang menuju Aceh pada pagi ini,” ujar Teddy, Sabtu (29/11/2025).
Helikopter-helikopter tersebut digunakan untuk menjangkau daerah terpencil yang sulit ditembus kendaraan darat. Pengiriman dilakukan secara berkala agar logistik bisa tiba tepat waktu, terutama bagi warga yang masih bertahan di titik evakuasi.
Data Terbaru Korban Bencana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat data sementara per 28 November 2025:
Provinsi Meninggal Hilang Luka-lukaSumatera Utara 116 42 -
Baca juga:
Update BNPB: Korban Jiwa Bencana Sumatra Tembus 914 Orang, Upaya Pencarian Terus DipercepatAceh 35 25 8
Sumatera Barat 23 12 4
Total sementara: 174 korban meninggal, 79 hilang, dan 12 luka-luka.
Di Sumut, korban terbanyak berada di Tapanuli Tengah (51), disusul Tapanuli Selatan (32), Sibolga (17), serta daerah lain seperti Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan. BNPB menyebut angka tersebut masih bisa bertambah mengingat sejumlah lokasi belum berhasil ditembus tim gabungan.
Sementara itu, di Aceh, korban mayoritas berasal dari Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah. Pendataan lanjutan masih berjalan di Aceh Timur, Aceh Singkil, dan Aceh Utara.
Di Sumatera Barat, korban tersebar di Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Kota Padang, dan Pasaman Barat, dengan jumlah pengungsi mencapai 3.900 kepala keluarga, terutama di Padang Pariaman, Tanah Datar, Kabupaten Solok, dan Kota Padang dikutip Antara.
Pemerintah memastikan operasi udara akan terus dilakukan hingga seluruh wilayah terdampak dapat disuplai logistik dan evakuasi dilakukan secara maksimal.