Selasa, 30 Desember 2025

SAGKI 2025 Resmi Ditutup: Gereja Katolik Indonesia Didorong Jadi Peziarah Pengharapan


  • Jumat, 07 November 2025 | 20:00
  • | News
 SAGKI 2025 Resmi Ditutup: Gereja Katolik Indonesia Didorong Jadi Peziarah Pengharapan Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2025 resmi ditutup dengan Misa penutupan yang penuh syukur dan pengharapan di Krakatau Ballroom Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta, Jumat (7/11/2025). (mirifica.net)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Rangkaian Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2025 resmi berakhir pada Jumat (7/11/2025) dengan Misa penutupan penuh syukur dan semangat persaudaraan di Krakatau Ballroom, Mercure Convention Center Ancol, Jakarta.

Misa dipimpin oleh Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, bersama Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC, serta para uskup dan imam dari seluruh keuskupan di Indonesia.

Puzzle Perdamaian: Simbol Harapan dan Kesatuan

Suasana khidmat terasa sejak awal misa. Sejumlah peserta memasuki ruangan membawa potongan puzzle menuju altar. Diiringi musik dan narasi reflektif, potongan demi potongan disatukan hingga membentuk satu gambar utuh.

Narasi yang menyentuh hati berbunyi, “Dalam setiap luka manusia, kita menemukan wajah Tuhan yang penuh kasih.” Simbol puzzle ini menggambarkan perjalanan Gereja yang terus melengkapi satu sama lain, menyembuhkan luka, dan menyalakan harapan agar bisa terus melangkah bersama, bergerak misioner, dan membawa damai.

Kardinal Suharyo: “Jerih Payah dalam Tuhan Tidak Sia-Sia”

Dalam homilinya, Kardinal Suharyo menegaskan bahwa seluruh proses SAGKI merupakan bagian dari karya Roh Kudus yang menuntun arah Gereja Katolik Indonesia.

“Roh Kudus turun dengan cara demikian, bukan dengan cara lain,” ujarnya. Ia optimistis hasil perumusan SAGKI akan berbuah nyata jika terus dikembangkan sesuai kebutuhan zaman.

Kardinal Suharyo mengutip 1 Korintus 15:58 sebagai peneguhan iman: “Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan, sebab jerih payahmu dalam persekutuan dengan Tuhan tidak sia-sia.”

Melalui pesan itu, umat diajak menjaga niat baik dan bertekun dalam karya nyata untuk menjadi pembawa tanda-tanda pengharapan.

Lilin Misionaris dan Dentuman Gendang Penutup

Sebelum misa berakhir, para utusan membawa lilin misionaris dari empat penjuru sebagai simbol terang pengharapan. Suasana semakin meriah ketika Uskup perwakilan dari enam regio menabuh gendang sebagai tanda resmi berakhirnya SAGKI 2025.

Momen haru pun hadir saat paduan suara Panti Asuhan Prima Unggul membawakan lagu Peziarah Pengharapan di tengah tepuk tangan meriah umat yang memenuhi ruangan.

Dalam sambutannya, Mgr. Antonius Subianto menegaskan pentingnya semangat perjumpaan dan persaudaraan lintas perbedaan.

“SAGKI harus membawa perubahan, bukan hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia. Jadilah Gereja yang 100% Pancasilais, 100% Katolik, dan 100% Indonesia. Jadilah Peziarah Pengharapan,” ujarnya dikutip dari laman mirifica.net.

Misa penutupan diakhiri dengan doa perutusan dan berkat dari Kardinal Suharyo dan para uskup, menandai berakhirnya rangkaian SAGKI 2025 yang berlangsung sejak Senin (3/11/2025) dengan tema besar “Berjalan Bersama sebagai Peziarah Pengharapan: Menjadi Gereja Sinodal yang Misioner untuk Pengharapan.”

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru