Selasa, 30 Desember 2025

Ratusan PWNU DKI Jakarta Kibarkan Bendera Hijau dan Berselawat di Depan Kantor Trans7


  • Rabu, 15 Oktober 2025 | 11:30
  • | News
 Ratusan PWNU DKI Jakarta Kibarkan Bendera Hijau dan Berselawat di Depan Kantor Trans7 Ratusan PWNU DKI Jakarta unjuk rasa di Trans7. (Antaranews/Antara/Luthfia Miranda Putri)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Ratusan massa dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta bersama para alumni pesantren menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Trans7, Jalan Kapten Pierre Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada Rabu pagi, 15 Oktober 2025.

Aksi ini dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, diawali dengan kedatangan mobil komando dari arah Tendean. Para pengunjuk rasa yang telah berkumpul di berbagai titik kemudian berjalan kaki menuju gedung Trans7. Mereka mengibarkan bendera hijau, berselawat, menyanyikan mars Nahdlatul Ulama dan lagu Indonesia Raya.

Selain membawa spanduk bertuliskan "Menciderai Marwah Pesantren Tangkap Direksi Trans7", peserta aksi juga mengenakan pakaian putih dan gelap, sebagian memakai kemeja dengan motif loreng.

Sekitar pukul 09.45 WIB, mobil komando dan sejumlah perwakilan massa masuk ke halaman gedung Trans7. Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Ma'arif menyampaikan orasi dari atas mobil komando. Ia menegaskan pentingnya menjaga kehormatan pesantren yang telah berjasa besar dalam membentuk karakter bangsa.

“Berkat pengajian dan pendidikan dari ulama pesantren, kita bisa menjadi bangsa yang kokoh dan tenang. Alhamdulillah,” ujarnya di hadapan peserta aksi, dikutip Antara.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap tayangan program televisi Xpose Uncensored yang ditayangkan Trans7 pada 13 Oktober 2025. Tayangan tersebut dinilai melecehkan martabat pesantren dan tokoh agama, khususnya kiai di lingkungan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Akibat aksi tersebut, arus lalu lintas di sekitar Jalan Wolter Monginsidi dan Gatot Soebroto mengalami kepadatan dan merayap selama berlangsungnya penyampaian aspirasi.

Menanggapi kontroversi tersebut, pihak Trans7 telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui Production Director-nya, Andi Chairil. Permintaan maaf tersebut dirilis lewat video resmi yang diunggah di kanal YouTube Trans7 Official pada Selasa, 14 Oktober 2025.

Dalam pernyataannya, Trans7 menegaskan bahwa tidak ada niat untuk merendahkan pesantren atau tokoh agama mana pun, dan mengakui kekeliruan dalam penayangan konten tersebut.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru