Minggu, 12 Oktober 2025

Festival Golo Curu 2025: Sinergi Religi, Budaya, dan Ekonomi Lokal Manggarai


  • Kamis, 09 Oktober 2025 | 16:30
  • | News
 Festival Golo Curu 2025: Sinergi Religi, Budaya, dan Ekonomi Lokal Manggarai Festival Golo Curu 2025 di Ruteng, Manggarai, kembali meriah dengan paduan religi dan budaya. (Foto: Arahkita/Beni Lehot)

RUTENG, ARAHKITA.COM — Festival Golo Curu 2025 kembali mencuri perhatian dengan kemeriahan dan kekayaan budaya khas Manggarai. Digelar pada 3–7 Oktober 2025 di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), perayaan tahunan ini menjadi bukti kuatnya sinergi antara Religi, Budaya, dan Ekonomi Lokal.

Ribuan warga memadati area utama setiap malam untuk menikmati berbagai pertunjukan, mulai dari tarian caci khas Manggarai, parade seni, hingga penampilan modern dari pelajar dan sanggar tari setempat. Antusiasme masyarakat yang tinggi menegaskan posisi Festival Golo Curu sebagai ikon budaya tahunan Manggarai yang selalu dinanti.

Festival yang Menggerakkan Ekonomi Lokal

Tak hanya menjadi ajang hiburan, Festival Golo Curu juga membawa dampak nyata bagi pelaku UMKM dan ekonomi masyarakat. Tahun ini, lebih dari 100 pelaku usaha lokal ikut ambil bagian dengan menampilkan produk kuliner tradisional, kerajinan tangan, dan minuman herbal khas Manggarai.

Salah satu peserta, Yohanes Da Gomez, mengaku omzet penjualannya meningkat signifikan selama festival berlangsung.

“Penjualan kami naik melebihi target. Festival seperti ini jadi momen terbaik untuk memperkenalkan produk lokal Manggarai,” ujarnya di sela kegiatan, Selasa malam (7/10/2025).

Namun, Yohanes menilai kegiatan di siang hari masih minim dan berharap panitia menambah agenda pada waktu tersebut.

“Kalau ada acara menarik di siang hari, tentu pengunjung bisa datang lebih awal, dan penjual pun dapat kesempatan lebih besar,” tambahnya.

Masukan untuk Panitia: Infrastruktur dan Kebersihan

Beberapa pelaku usaha juga memberikan catatan penting bagi panitia penyelenggara. Yohanes menyebut adanya lubang saluran air terbuka di area stan serta kurangnya pengangkutan sampah rutin. Ia berharap hal ini diperhatikan agar festival berikutnya lebih nyaman dan tertata.

Kisah Sukses UMKM Lokal

Cerita serupa datang dari Rosalia Nganus, pelaku usaha asal Desa Gurung Liwut, yang menjual minuman herbal seperti sari jahe, beras kencur, dan temu lawak.

“Sejak hari pertama sampai penutupan, penjualan kami stabil meningkat. Banyak pengunjung membeli untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh,” tuturnya.

Menurut Rosalia, festival semacam ini sangat membantu memperluas jangkauan pasar produknya yang kini sudah tersedia di beberapa toko dan apotek di Borong dan Ruteng.

Harapan untuk Festival Golo Curu Selanjutnya

Para pelaku UMKM sepakat bahwa Festival Golo Curu perlu terus dikembangkan dengan memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Penambahan fasilitas listrik, meja, dan kursi dengan sistem sewa terjangkau;
  • Pengangkutan sampah yang lebih terjadwal;
  • Penambahan agenda siang hari agar aktivitas ekonomi lebih merata.

Dengan perbaikan tersebut, Festival Golo Curu diyakini tidak hanya menjadi pesta rakyat dan religi, tetapi juga sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat Manggarai.

Simbol Sinergi Religi dan Budaya Manggarai

Festival Golo Curu 2025 menegaskan identitas Manggarai sebagai daerah yang mampu menggabungkan kekuatan religi, tradisi, dan semangat ekonomi kreatif. Meski masih ada catatan teknis yang perlu dibenahi, semangat kebersamaan masyarakat menjadi modal penting agar festival ini terus berkembang menjadi agenda budaya inklusif, produktif, dan berkelanjutan.

Editor : Farida Denura
Reporter : Beni Lehot

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru