Selasa, 30 Desember 2025

Presiden Prabowo Beri Atensi Khusus Insiden Musala Ambruk di Pesantren Sidoarjo


  • Minggu, 05 Oktober 2025 | 19:00
  • | News
 Presiden Prabowo Beri Atensi Khusus Insiden Musala Ambruk di Pesantren Sidoarjo Suasana bangunan lantai tiga asrama santri di Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo yang ambruk. (Foto: Dok. BNPB)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Istana Kepresidenan menegaskan bahwa insiden ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi perhatian khusus Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sekaligus Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi, menyampaikan bahwa Presiden telah memberikan instruksi langsung kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan sejumlah menteri terkait untuk menangani dampak insiden tersebut secara cepat dan menyeluruh.

“Presiden terus memantau perkembangan di lapangan. Beliau telah memerintahkan para menteri dan jajaran pemerintah daerah, termasuk gubernur serta wakil gubernur, untuk memberi perhatian penuh pada penanganan korban dan proses evakuasi,” ujar Prasetyo usai menghadiri peringatan HUT ke-80 TNI di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025).

Selain fokus pada penanganan korban, Presiden Prabowo juga menginstruksikan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia, terutama dari aspek keamanan dan kelayakan konstruksi.

“Ke depan, kami harapkan semua pondok pesantren segera didata dan dipastikan keamanannya dari sisi bangunan dan infrastruktur,” tambah Prasetyo Hadi.

Kronologi Singkat Insiden Musala Ambruk di Sidoarjo

Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin (29/9/2025), ketika bangunan musala di lantai empat Ponpes Al Khoziny ambruk hingga menimpa lantai dasar. Saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan shalat berjemaah di lantai bawah.

Insiden tersebut berlangsung di tengah proses renovasi di bagian lantai tiga musala. Material bangunan yang belum stabil diduga menjadi salah satu faktor penyebab ambruknya struktur.

Lebih dari 400 petugas SAR diterjunkan untuk melakukan evakuasi korban. Namun, proses pencarian berlangsung sulit karena reruntuhan besar yang berisiko runtuh kembali dan mengancam keselamatan tim penyelamat maupun korban yang masih terjebak.

Hingga Minggu (5/10/2025), Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, menyampaikan bahwa jumlah korban meninggal dunia mencapai 36 orang, sementara 27 santri masih dinyatakan terjebak di bawah puing-puing dikutip Antara.

Sementara itu, Basarnas Surabaya melaporkan bahwa jumlah korban selamat bertambah menjadi 104 orang setelah satu santri yang sebelumnya hilang ditemukan dalam keadaan hidup pada Sabtu (4/10/2025).

Langkah Pemerintah Pasca-Insiden

Pemerintah memastikan seluruh korban mendapatkan penanganan medis dan psikologis. Selain itu, koordinasi lintas kementerian dilakukan untuk menyiapkan bantuan darurat, rehabilitasi bangunan, serta langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.

Presiden Prabowo menegaskan pentingnya standar keselamatan bangunan pendidikan berbasis pesantren, mengingat banyaknya pondok pesantren di Indonesia yang berdiri secara swadaya dan belum melalui proses audit struktur bangunan yang memadai.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru