Sabtu, 04 Oktober 2025

Penemuan Dua Kerangka Manusia di Tangerang Bikin Geger, Diduga Sisa Makam Lama


  • Senin, 29 September 2025 | 19:30
  • | News
 Penemuan Dua Kerangka Manusia di Tangerang Bikin Geger, Diduga Sisa Makam Lama Petugas menunjukan lokasi penemuan kerangka manusia beserta kain kafan yang diindikasi kuat berjenis kelamin laki-laki atas nama almarhum Masir dan Safinih di Kawasan Suvana Sutra, Kampung Kendal Lembur, RT/RW 02/02, Desa Sindang Panon, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Banten. (ANTARA/HO-Polsek Pasar Kemis)

TANGERANG, ARAHKITA.COM – Suasana warga di Desa Sindang Panon, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, mendadak heboh setelah ditemukan dua kerangka manusia lengkap dengan kain kafan di kawasan Suvarna Sutra, Minggu (28/9/2025).

Penemuan tersebut berawal dari sejumlah anak-anak yang tengah bermain layangan. Mereka kaget ketika melihat tulang belulang dan kain kafan berserakan di lahan kosong. Temuan itu kemudian dilaporkan ke warga sekitar hingga menimbulkan kehebohan.

Kepala Desa Sindang Panon, Didik Darmadi, membenarkan bahwa lokasi penemuan kerangka memang dulunya merupakan area pemakaman yang dikenal warga sebagai Makam Jengkol. Sebelum lahan digarap untuk pembangunan perumahan, sekitar 30 makam telah dipindahkan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) baru.

“Diduga kerangka ini tertinggal karena tidak ada penanda makam. Saat lahan dikupas dengan alat berat milik pengembang, tulang belulang serta kain kafan ikut muncul ke permukaan,” jelas Didik.

Kini, lahan tersebut sudah menjadi milik pengembang Alam Sutera. Setelah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan perangkat desa, kerangka manusia itu akhirnya dipindahkan dan dimakamkan kembali di TPU Kendal Bubuhan.

Kapolsek Pasar Kemis, AKP Samsul Bahri, menyebut dua kerangka tersebut diketahui atas nama almarhum Masir dan Safinih. Pihak keluarga juga sudah dihubungi dan menyetujui pemindahan ke TPU.

“Pemindahan dilakukan bersama pihak keluarga, perangkat desa, hingga pak Kapolres,” ungkap Samsul dikutip Antara.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa setiap proses pembangunan perlu memperhatikan riwayat lahan, terutama jika dulunya merupakan area pemakaman, agar tidak menimbulkan kejadian serupa.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru