Minggu, 28 September 2025

Bentrok di Sihaporas: 33 Warga Adat Luka-Luka, Rumah dan Posko Dibakar Diduga oleh Pekerja PT TPL


  • Senin, 22 September 2025 | 17:30
  • | News
 Bentrok di Sihaporas: 33 Warga Adat Luka-Luka, Rumah dan Posko Dibakar Diduga oleh Pekerja PT TPL Konflik antara Masyarakat Adat Sihaporas dengan PT Toba Pulp Lestari (TPL) kembali memanas. Senin (22/9/2025), bentrokan di kawasan Buttu Pangaturan, Kabupaten Simalungun, berujung pada puluhan warga luka-luka dan kerusakan serius terhadap rumah serta fasilitas warga. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Konflik antara Masyarakat Adat Sihaporas dengan PT Toba Pulp Lestari (TPL) kembali memanas. Senin (22/9/2025), bentrokan di kawasan Buttu Pangaturan, Kabupaten Simalungun, berujung pada puluhan warga luka-luka dan kerusakan serius terhadap rumah serta fasilitas warga.

Insiden bermula sekitar pukul 08.00 WIB ketika sekitar 150 orang yang terdiri dari pekerja PT TPL, sekuriti, buruh harian lepas (BHL), hingga sejumlah pria yang disebut warga sebagai preman bayaran, mendatangi wilayah adat Sihaporas. Mereka datang dengan membawa kayu panjang, tameng, serta mengenakan helm.

Sekitar 30 warga adat yang berjaga mencoba mengajak dialog. Namun, situasi cepat memanas. Dorong-dorongan berlanjut menjadi aksi kekerasan berupa pemukulan dengan kayu dan lemparan batu. Akibatnya, sejumlah warga mengalami luka di bagian kepala dan tubuh.

Tak berhenti di situ, jumlah massa yang datang bertambah hingga diperkirakan mencapai 1.000 orang. Dalam serangan itu, posko perjuangan masyarakat adat hangus dibakar, lima gubuk pertanian musnah, empat rumah rusak, dan belasan kendaraan warga ikut dihancurkan. Satu unit mobil pickup, sepuluh motor terbakar, serta delapan motor lainnya dirusak. Peralatan dan barang pribadi warga, mulai dari telepon genggam, laptop, hingga mesin pencacah rumput, juga dilaporkan habis terbakar sebagaimana disampaikan dalam rilis yang diterima media ini, Senin (22/9/2025).

Korban Luka Mencapai 33 Orang

Data sementara mencatat sedikitnya 33 warga mengalami luka-luka, terdiri dari 18 perempuan dan 15 laki-laki. Dari jumlah tersebut, sepuluh orang mengalami luka berat, termasuk lima perempuan dengan luka parah di kepala, wajah, dan tubuh.

Seorang anak penyandang disabilitas juga turut menjadi korban setelah dipukul di bagian kepala. Selebihnya, 23 warga lain menderita lebam dan luka memar.

Beberapa nama korban luka antara lain: Delima Silalahi (34), Tiodor Situngkir (65), Royan Siahaan (23), Paulus Siahaan (55), Giofani Ambarita (29), Herman Siahaan (44), hingga Nurinda Napitu (38).

Warga Masih Bertahan di Lokasi

Hingga berita ini diturunkan, masyarakat adat Sihaporas masih bertahan di Buttu Pangaturan. Namun, ketakutan akan adanya penyerangan susulan masih membayangi, sebab kelompok pekerja PT TPL disebut warga masih terlihat berkumpul di sekitar lokasi.

 

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru