Selasa, 30 Desember 2025

Kartel Narkoba Amerika Latin Sasar Bali dan Destinasi Wisata Indonesia, Kokain Jadi Andalan


  • Rabu, 30 Juli 2025 | 19:00
  • | News
 Kartel Narkoba Amerika Latin Sasar Bali dan Destinasi Wisata Indonesia, Kokain Jadi Andalan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Marthinus Hukom memberikan pemaparan soal kartel narkotika Amerika Latin di Gedung BNN, Jakarta Timur, Rabu (30/7/2025). ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap adanya peningkatan ancaman dari kartel narkoba Amerika Latin yang kini mulai menyasar kawasan wisata Indonesia sebagai jalur sekaligus pasar distribusi narkotika, khususnya kokain. Destinasi seperti Bali disebut menjadi incaran utama jaringan internasional ini.

Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom menyampaikan bahwa dalam dua bulan terakhir, aparat berhasil menyita 561 kilogram narkotika dari 84 kasus berbeda. Salah satu temuan terbesar terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, di mana aparat menggagalkan penyelundupan kokain dari Brazil pada 13 Juli 2025.

"Peningkatan intensitas penyelundupan kokain menandakan terbentuknya jaringan kartel Amerika Latin yang terhubung dengan sindikat domestik. Target mereka adalah kawasan wisata Indonesia yang ramai dikunjungi wisatawan mancanegara," ujar Marthinus dalam konferensi pers di Jakarta Timur, Rabu (30/7/2025).

Bali dan Destinasi Wisata Jadi Sasaran Utama

Menurut Marthinus, lokasi-lokasi wisata seperti Bali menjadi pintu masuk strategis sekaligus pasar potensial bagi peredaran kokain. Ia menyoroti bagaimana para pelaku, termasuk warga negara asing, menyelundupkan narkoba melalui jalur ekspedisi hingga langsung melalui kurir antarnegara.

“Lebih dari 10 juta wisatawan mancanegara datang ke Indonesia tiap tahun. Ini bukan hanya perpindahan fisik, tapi juga membawa potensi gagasan dan motif kejahatan lintas negara,” jelasnya.

Efek Domino dari Penindakan Amerika Serikat

Masuknya kartel Amerika Latin ke Indonesia, kata Marthinus, merupakan imbas dari tekanan keras Pemerintah Amerika Serikat terhadap sindikat tersebut. AS secara resmi menetapkan kartel ini sebagai organisasi teroris asing, sehingga mereka mulai mencari pasar alternatif, termasuk Asia Tenggara.

“Selama ini kartel Amerika Latin dikenal sebagai pemasok utama kokain ke Amerika. Sekarang, mereka bergerak ke Asia, dan Indonesia menjadi target ekspansi,” ungkap Marthinus.

561 Kg Narkoba Disita, 136 Tersangka Ditangkap

Sepanjang Juni hingga Juli 2025, BNN dan instansi terkait berhasil mengungkap 84 kasus narkotika. Sebanyak 561 kilogram barang bukti berhasil disita, dan 136 orang ditetapkan sebagai tersangka. Dari jumlah tersebut, 129 tersangka adalah warga negara Indonesia dan tujuh lainnya warga asing yang berasal dari Malaysia, Brazil, dan Afrika Selatan.

Operasi dilakukan di berbagai wilayah strategis, antara lain: Aceh, Sumatera Utara, Kepri, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.

Peringatan untuk Sistem Keamanan Nasional

BNN menekankan bahwa situasi ini harus menjadi peringatan keras bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama yang menangani arus keluar-masuk barang dan orang di Indonesia. Marthinus mendorong adanya penguatan sistem pemeriksaan di bandara, pelabuhan, dan pintu-pintu masuk lainnya.

“Kita harus protektif dan adaptif terhadap berbagai modus operandi sindikat narkoba internasional. Penyelundupan kokain ini harus ditanggapi sebagai ancaman nyata terhadap generasi bangsa,” pungkasnya dikutip Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru