Loading
Mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie meninggal di usia 90 tahun. (Antaranews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J Rachbini, mengenang mendiang Kwik Kian Gie sebagai sosok intelektual yang berani dan kritis dalam menjaga keseimbangan kebijakan negara.
Kwik Kian Gie wafat pada usia 90 tahun, Senin (28/7/2025), meninggalkan warisan pemikiran yang besar bagi dunia ekonomi Indonesia.
"Beliau adalah figur intelektual yang berani menyuarakan kebenaran, bahkan jika itu berarti harus berseberangan dengan kekuasaan," kata Didik dalam pernyataan di Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Didik menilai, Kwik merupakan ekonom yang sangat berpengaruh sejak era 1980-an, dikenal karena pemikirannya yang tajam, independen, dan tidak segan mengkritik kebijakan pemerintah, baik pada masa Orde Baru maupun di era Reformasi.
Menurut dia, Kwik Kian Gie merupakan sosok pembeda di tengah semakin banyaknya golongan terpelajar dalam bidang ekonomi dan politik pada era 1990-an.
"Namun, mereka semua berkumpul di pemerintahan Orde Baru. Tetapi, tidak bagi Kwik Kian Gie, ia tetap berada di luar menjalankan peran check and balances secara tidak formal untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan ekonomi," imbuh Didik.
Didik dan Kwik pernah tergabung dalam Kelompok Ekonomi 30 yang sering menyumbangkan pemikiran dan memberikan kritik bagi pembangunan ekonomi nasional pada era Orde Baru, bersama ekonom lainnya, termasuk Sjahrir, Rizal Ramli, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Hendra Esmara, Nuriman Hasibuan, dan Rijanto.
Kwik, yang merupakan alumnus Nederlandse Economische Hogeschool, atau yang sekarang bernama Erasmus University, Rotterdam, Belanda, pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri 1999-2000 di bawah Presiden Abdurrahman Wahid serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada 2001-2004 di era Presiden Megawati Soekarnoputri.