Loading
BANYUWANGI, ARAHKITA.COM – Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Dudy Purwagandhi, menegaskan bahwa penyelidikan penyebab tenggelamnya kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali akan sepenuhnya ditangani oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Investigasi akan dilakukan oleh KNKT sesuai kewenangannya. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada mereka untuk menggali apa yang menjadi penyebab kecelakaan laut ini," ujar Menhub Dudy dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Kamis malam (3/7/2025).
Kecelakaan laut ini terjadi pada Rabu malam (2/7/2025), sekitar pukul 23.35 WIB, saat KMP Tunu Pratama Jaya tengah berlayar di lintasan Ketapang–Gilimanuk. Peristiwa tersebut menyebabkan puluhan penumpang dinyatakan hilang, sementara proses pencarian masih berlangsung intensif.
Hingga Kamis malam, data dari Basarnas mencatat sebanyak 29 orang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, enam orang meninggal dunia, dan 30 orang lainnya masih dalam pencarian.
Menhub Dudy menyampaikan duka mendalam kepada para keluarga korban. “Kami turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Tidak ada kata-kata yang bisa menghapus duka, namun kami akan terus bekerja untuk memastikan proses penyelidikan berjalan tuntas,” ucapnya.
Proses pencarian melibatkan tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, ASDP, serta berbagai elemen lainnya. Sejumlah armada dikerahkan, termasuk kapal-kapal KMP, kapal negara Basarnas seperti KN SAR Permadi dan KN SAR Arjuna, serta helikopter milik Polda Jawa Timur.
Deputi Operasi dan Siaga Basarnas, Ribut Eko Suyatno, menambahkan bahwa upaya evakuasi dan pencarian dilakukan siang dan malam guna menemukan seluruh korban yang belum diketahui keberadaannya.
“Kami mengerahkan seluruh kekuatan yang tersedia. Prioritas utama kami adalah menyelamatkan nyawa dan memastikan semua korban dapat ditemukan,” jelas Ribut dikutip Antara.
Menhub juga menegaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan evaluasi menyeluruh agar peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari.