Selasa, 30 Desember 2025

Alissa Wahid Kritik Fadli Zon: Pemerkosaan Mei 1998 Bukan Hoaks


  • Sabtu, 21 Juni 2025 | 22:15
  • | News
 Alissa Wahid Kritik Fadli Zon: Pemerkosaan Mei 1998 Bukan Hoaks Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid. ANTARA/HO-Pusat Media Damai BNPT RI/am.

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Aktivis kemanusiaan Alissa Wahid melontarkan kritik tajam kepada Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon yang dianggap meragukan kebenaran tragedi pemerkosaan massal dalam kerusuhan Mei 1998.

Putri dari Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), itu menegaskan bahwa ketidaktahuan seseorang terhadap peristiwa sejarah bukan berarti kejadian tersebut tidak pernah terjadi.

"Yang Pak Fadli Zon tidak tahu itu tidak sama dengan itu tidak benar. Just because you cannot see, doesn't mean it doesn't happen," tegas Alissa dalam siaran pers yang diterima pada Sabtu (21/6/2025).

Sudah Diakui Secara Resmi oleh Negara

Menurut Alissa, negara melalui berbagai lembaga resmi telah mengakui keberadaan kasus kekerasan seksual yang terjadi dalam rentetan kerusuhan 1998. Ia menyebut laporan Tim Gabungan Pencari Fakta dan Komnas HAM sudah memasukkan kejadian tersebut sebagai bagian dari pelanggaran HAM berat masa lalu.

“Bahkan Kemenkopolhukam, di masa pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua, telah menyebutkan peristiwa ini sebagai salah satu dari 12 kasus pelanggaran HAM berat. Artinya, ini bukan sekadar cerita, tapi sudah terverifikasi,” jelas Alissa.

Kesaksian Gus Dur dan Upaya Kemanusiaan

Alissa juga mengungkapkan cerita pribadi dari sang ayah. Semasa menjabat sebagai presiden, Gus Dur pernah secara langsung menemui korban-korban kekerasan seksual tersebut.

“Gus Dur dulu cerita ke saya, beliau menemui para korban dan membantu mereka agar bisa pergi ke luar negeri. Bahkan ada yang sempat ke Ciganjur sebelum berangkat,” kenangnya.

Ajakan untuk Tidak Asal Menyangkal Fakta Sejarah

Alissa berharap para pejabat publik seperti Fadli Zon bisa lebih bijak dalam merespons sejarah, apalagi menyangkut tragedi kemanusiaan. Ia menekankan pentingnya memperluas wawasan dan tidak terburu-buru menarik kesimpulan hanya karena kurangnya informasi pribadi.

“Kalau tidak tahu, jangan langsung menyangkal. Cari data, cari kebenaran,” pungkas Alissa dikutip dari Antara.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru