Loading
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Dok Pribadi)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kenaikan kasus COVID-19 di India baru-baru ini menjadi perhatian dunia. Melihat situasi tersebut, pakar kesehatan sekaligus Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengusulkan agar Indonesia belajar dari langkah cepat India dalam merespons lonjakan kasus.
“Per 8 Juni 2025, India mencatat lebih dari 6.000 kasus aktif COVID-19, dengan 769 kasus baru dalam dua hari terakhir. Angka kematian juga meningkat, dengan enam kasus meninggal dalam 24 jam,” ujar Prof Tjandra dalam keterangannya di Jakarta, Senin (9/6/2025).
5 Strategi Penanganan COVID-19 ala India yang Dinilai Relevan untuk Indonesia
Merespons tren peningkatan kasus, pemerintah India segera menggelar rapat darurat yang dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal Kesehatan mereka. Hasilnya, India menetapkan lima strategi utama untuk menghadapi potensi gelombang baru COVID-19. Langkah-langkah ini dinilai Prof Tjandra layak dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia:
1. Simulasi Kesiapsiagaan Fasilitas KesehatanSeluruh negara bagian di India diminta memastikan ketersediaan oksigen medis, tempat tidur isolasi, ventilator, serta stok obat-obatan penting.
2. Penguatan Surveilans Penyakit Terpadu (IDSP)Pemerintah India mengintensifkan pemantauan terhadap kasus bergejala influenza (ILI) dan infeksi saluran pernapasan akut berat (SARI).
3. Pemeriksaan COVID-19 Lebih KetatTes COVID-19 diwajibkan untuk semua pasien SARI yang dirawat di rumah sakit, serta minimal 5% dari kasus ILI.
4. Peningkatan Pemeriksaan GenomikKasus COVID-19 positif dari kelompok SARI dikirim untuk analisis Whole Genome Sequencing guna mendeteksi varian baru melalui jaringan Indian Council of Medical Research (ICMR).
5. Koordinasi Terpusat dan Tanggap CepatSeluruh langkah tersebut dikoordinasikan secara nasional dan dievaluasi secara berkala.
Indonesia Perlu Waspada: Kasus Lokal Mulai Muncul
Prof Tjandra, yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular di WHO Asia Tenggara dan tinggal di New Delhi selama lima tahun, menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh lengah. Ia menyebutkan adanya laporan terbaru dari Jakarta dan Kalimantan Timur mengenai pasien positif COVID-19 berdasarkan hasil tes antigen.
“Keduanya kini tengah menjalani isolasi di rumah sakit. Ini adalah sinyal bahwa kita harus memperkuat sistem surveilans nasional,” tegasnya.
Saatnya Evaluasi Kebijakan Nasional
Menurut Prof Tjandra, keputusan untuk mengikuti langkah-langkah seperti India atau membuat strategi tersendiri sepenuhnya berada di tangan Kementerian Kesehatan RI. Namun yang terpenting adalah adanya kesiapsiagaan dan koordinasi lintas sektor.