Selasa, 30 Desember 2025

Lonjakan COVID-19 di Asia Dipicu Subvarian Baru NB.1.8.1 dan LF.7, Apa Gejalanya?


  • Minggu, 08 Juni 2025 | 11:00
  • | News
 Lonjakan COVID-19 di Asia Dipicu Subvarian Baru NB.1.8.1 dan LF.7, Apa Gejalanya? Thailand melaporkan 28.300 kasus hanya dalam dua hari pertama Juni. (Beautynesia)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Sejumlah negara di Asia seperti India, Thailand, dan Indonesia melaporkan lonjakan kasus Covid-19 sejak pertengahan Mei 2025. Kondisi ini memicu kekhawatiran munculnya varian baru virus corona yang lebih menular meski belum terbukti lebih mematikan.

Di India, lebih dari 5.700 kasus aktif tercatat, dengan empat kematian dalam 24 jam terakhir. Meski tingkat rawat inap masih rendah, pemerintah menghimbau masyarakat untuk waspada, melakukan tes saat bergejala, dan menggunakan masker di tempat ramai.

Thailand, dilansir The Guardian, melaporkan 28.300 kasus hanya dalam dua hari pertama Juni, dengan ratusan pasien dirawat di rumah sakit. Setidaknya satu orang meninggal dunia. Wilayah Bangkok menyumbang kasus terbanyak, dan total kematian Covid di Thailand tahun ini mencapai 70 jiwa.

Sementara itu, Indonesia meningkatkan pengawasan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi penyebaran subvarian baru. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kenaikan kasus disebabkan varian yang lebih menular, namun cenderung kurang mematikan.

Dua subvarian Omicron - LF.7 dan NB.1.8.1 - menjadi perhatian utama otoritas kesehatan di kawasan Asia. NB.1.8.1 merupakan virus rekombinan yang telah terdeteksi di Thailand, Australia, Tiongkok, Inggris, dan AS.

Menurut Dr. Lara Herrero dari Griffith University, NB.1.8.1 memiliki kemampuan ikatan paling kuat terhadap reseptor ACE2 manusia, memungkinkan virus lebih mudah menginfeksi sel dan diduga lebih cepat menular. Gejala yang umum dilaporkan meliputi kelelahan, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan gangguan pencernaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan vaksin Covid yang tersedia saat ini tetap efektif melindungi dari gejala parah akibat subvarian baru. Di India, varian JN.1 masih mendominasi sekitar 50% kasus baru.

Sebagian besar pasien hanya mengalami gejala ringan dan dapat sembuh tanpa perawatan intensif. Namun, lansia dan kelompok komorbid disarankan segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala seperti sesak napas, kelelahan ekstrem, atau kadar oksigen di bawah 95 persen.

 

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru