Selasa, 30 Desember 2025

Kemenag Inisiasi Sarasehan, Perkuat Relasi Agama dan Budaya


 Kemenag Inisiasi Sarasehan, Perkuat Relasi Agama dan Budaya Kementerian Agama menyelenggarakan Sarasehan Agamawan dan Budayawan (Dok. HUmas Kemenag))

YOGYAKARTA, ARAHKITA.COM - Kementerian Agama menyelenggarakan Sarasehan Agamawan dan Budayawan di Homestay Tembi, Desa Timbulharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai upaya memperkuat hubungan agama dan budaya di Indonesia, Jumat malam (2/10/2018).

Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) Mastuki di sela sarasehan mengatakan sarasehan digelar sebagai upaya memperkuat relasi agama dan budaya di tengah makin kuatnya infiltrasi budaya asing dan paham transnasional.

"Baru-baru ini kami mendapati satu dua kasus terjadinya perbedaan cara pandang terkait praktik budaya dan agama. Kami melihat perlu ada ruang untuk melakukan dialog antara agamawan, cendekiawan, dan budayawan," katanya pada Antara. Sarasehan selama dua hari, 2-3 November 2018 ini mengambil tema "Reaktualisasi Relasi Agama dan Budaya di Indonesia".

Hal itu agar dialog mengarah pada "frame of reference" terhadap budaya Indonesia yang sejalan dengan nafas religius masyarakat Indonesia.

Hadir dalam sarasehan itu adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan sejumlah budayawan dan agamawan antara lain Radhar Panca Dahana, Sujiwo Tedjo, Ridwan Saidi, Wisnu Bawa Tenaya, Agus Noor, Ridwan Saidi, KH Abdul Muhaimin, Bikku Pannyavaro, Fatin Hamama, Amin Abdullah, John Titaley dan lainnya.

"Dengan adanya dialog atau sarasehan ini diharapkan ada titik temu yang dapat mencerahkan masyarakat. Kementerian Agama berperan sebagai fasilitator dialog tersebut," katanya. Mastuki mengatakan, budayawan, tokoh agama maupun cendekiawan diharapkan dapat membaca dan mereaktualisasi relasi budaya dan agama dalam konteks tantangan masa kini.

Apalagi, menurut dia, sejarah bangsa telah mengajarkan kepada kita bagaimana budaya dapat membuka ruang untuk disisipi nilai-nilai agama. Sementara pada saat yang sama, tafsir agama juga mewarnai perkembangan budaya di Indonesia.

"Indonesia kaya akan akulturasi budaya dan agama. Itu yang perlu dikenalkan kembali ke generasi masa kini," katanya. Menurut dia, hasil diskusi dalam sarasehan ini akan dirumuskan sebagai rekomendasi kepada pemerintah dan pihak terkait lainnya. "Rumusan itu akan disampaikan besok oleh perwakilan budayawan dan tokoh agama yang hadir," katanya.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Nasional Terbaru