Rabu, 31 Desember 2025

Usulan PPP, 3 Oktober sebagai Hari Antihoaks Nasional


 Usulan PPP, 3 Oktober sebagai Hari Antihoaks Nasional Partai PPP mengusulkan tanggal 3 Oktober sebagai hari antihoaks nasional (Net)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Prihatin dengan menebarnya hoaks yang dilakukan oleh kaum elit untuk menyerang pihak lawan, menggugah PPP mengusulkan Hari Anti-hoaks Nasional. Pemicu usulan ini juga lantaran pengakuan Ratna Sarumpaet yang menyatakan telah melakukan kebohonan publik dengan mengeluarkan statement bahwa ia dianiaya.

Partai berlambang kabah ini beralasan, "Untuk mencegah peristiwa terulang dan membangun budaya bermedia sosial yang positif, maka pada tanggal 3 Oktober 2018 saat hari yang sama Ratna mengakui kebohongannya, PPP mengusulkan untuk ditetapkan sebagai Hari Anti Hoaks Nasional," kata Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPP Achmad Baidowi dalam keterangan resmi, Kamis, 4 Oktober 2018.

Menurut Baidowi, masyarakat Indonesia telah menjadi korban kebohongan Ratna. Padahal, iklim politik di Indonesia tengah kondusif, terlebih pemerintah tengah fokus menangani gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Dia juga menyesalkan tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak menelusuri kebenaran penganiayaan yang dialami Ratna. Sehingga berita bohong tersebut terlanjur tersebar, bahkan dijadikan akrobat politik untuk menghantam lawan.

"Sebuah pertunjukkan politik yang barbar, tidak etis dan jauh dari beradab," ucap Baidowi.

Kabar Ratna Sarumpaet dianiaya di Bandara Husein Sastranegara Bandung, 21 September 2018, mencuri perhatian. Hasil penyelidikan polisi justru tak menemukan adanya penganiayaan terhadap Ratna dalam kurun waktu sesuai informasi beredar. 

Pada jumpa pers Rabu, 3 Oktober 2018, Ratna mengaku berbohong mengenai kabar penganiayaan terhadap dirinya. Ia memastikan potret muka lebam yang sempat beredar di media sosial itu diakibatkan operasi plastik yang dijalaninya.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Nasional Terbaru