Selasa, 30 Desember 2025

Mendagri: Pemerintah Terbuka Terima Kritik Penanganan Bencana di Sumatera dan Aceh


 Mendagri: Pemerintah Terbuka Terima Kritik Penanganan Bencana di Sumatera dan Aceh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. (Antara)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan bahwa pemerintah tidak menutup diri terhadap kritik publik terkait penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dan Aceh. Ia menyatakan, masukan dari masyarakat menjadi bahan evaluasi penting untuk memperbaiki kinerja penanganan bencana ke depan.

“Kami di pemerintah mendengar dan memahami berbagai kritik serta masukan dari masyarakat terkait penanganan bencana di wilayah Sumatera,” ujar Tito Karnavian dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (20/12/2025).

Tito mengakui, proses penanganan bencana di lapangan masih menghadapi berbagai keterbatasan. Medan yang sulit dijangkau serta tantangan teknis menjadi kendala utama dalam distribusi bantuan, evakuasi korban, hingga proses pemulihan pascabencana.

Menurut Tito, kritik masyarakat muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap respons pemerintah, termasuk aksi simbolik pengibaran bendera putih oleh sejumlah korban banjir dan longsor di Aceh. Ia memahami tindakan tersebut sebagai bentuk keputusasaan warga yang terdampak bencana.

“Atas kondisi tersebut, dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan permohonan maaf apabila upaya pemerintah belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat,” kata Tito.

Meski demikian, Tito menegaskan bahwa pemerintah terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan agar kebutuhan darurat para korban dapat segera terpenuhi. Ia memastikan seluruh jajaran terkait bekerja keras untuk mengatasi hambatan di lapangan.

“Kendala memang cukup besar karena medan yang berat. Namun sebagai pemerintah, kami berkewajiban untuk terus bekerja, mengatasi hambatan, memperbaiki kinerja, dan bergerak cepat memenuhi kebutuhan darurat saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Tito menekankan pentingnya soliditas dan solidaritas semua pihak dalam menghadapi situasi bencana. Ia menyebut semangat gotong royong dan nilai kemanusiaan menjadi kunci utama dalam mempercepat pemulihan daerah terdampak.

“Uluran tangan dari masyarakat sangat berarti. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi. Mari terus bersama-sama dalam bingkai soliditas kebangsaan dan kemanusiaan,” tuturnya.

Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 19 Desember 2025, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Sumatera tercatat mencapai 1.068 jiwa. Sementara itu, sekitar 190 orang masih dinyatakan hilang, dan lebih dari 577.600 warga terpaksa mengungsi di berbagai titik di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Editor : M. Khairul

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Nasional Terbaru