Loading
Sejumlah rumah yang masih tertimbun lumpur akibat banjir bandang yang menewaskan 19 warga Rua, Ternate, Senin (9/9/2024). ANTARA/Abdul Fatah
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Banjir dan tanah longsor di Provinsi Sumatera Utara menelan 360 korban jiwa dan memaksa lebih dari 21 ribu warga mengungsi, menurut catatan BNPB.
"Jumlah korban tersebut sudah termasuk penambahan lima korban meninggal dunia di Kabupaten Tapanuli Tengah," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Jakarta, Rabu (17/12/2025).
Pengungsi terbanyak berada di Kabupaten Tapanuli Tengah sebanyak 10.887 jiwa dan Tapanuli Selatan 5.197 jiwa.
Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) masih berlangsung di empat sektor prioritas: Kecamatan Sibabangun dan Aloban Bair di Tapanuli Tengah, Desa Garoga di Batang Toru, Tapanuli Selatan, serta Pancuran Gerobak di Kota Sibolga.
Tim SAR mempercepat pencarian sambil memperhatikan keselamatan personel dan cuaca yang berpotensi berubah.
BNPB mencatat 28.708 rumah rusak, dengan 5.158 rumah rusak berat. Sebanyak 1.068 rumah hilang atau hanyut terbawa banjir, dan Kabupaten Langkat menjadi wilayah dengan jumlah rumah rusak terbanyak, mencapai 11.273 unit.
Untuk warga yang kehilangan tempat tinggal, BNPB bersama pemerintah daerah menyiapkan hunian sementara (huntara), antara lain 102 unit di Tapanuli Utara dan rencana 488 unit di Tapanuli Selatan.
BNPB memastikan koordinasi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah berjalan terpadu, agar penanganan darurat, pemulihan sosial, serta rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana bisa efektif dan berkelanjutan.