Selasa, 30 Desember 2025

Sosok Ideal Pemimpin NTT Selanjutnya, Fransiscus Go


 Sosok Ideal Pemimpin NTT Selanjutnya, Fransiscus Go Fransiscus Go sedang membaca buku di perpustakaan pribadinya. (Foto: Istimewa)

Oleh: Sofa Nurdiyanti

INDONESIA baru saja melangsungkan pesta demokrasi untuk pemilihan presiden. Rakyat Indonesia tinggal menunggu ketetapan dari KPU terkait calon presiden dan wakil presiden terpilih. Sementara itu, proses pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak akan berlangsung pada 27 November. Bursa calon pemimpin daerah, baik tingkat provinsi, kota, maupun kabupaten mulai merebak.

Nama-nama yang bermunculan dalam bursa calon pemimpin daerah itu tentunya mulai menarik perhatian masyarakat. Tidak terkecuali dengan bursa Calon Gubernur NTT yang mulai muncul ke publik. Bagaimanakah cara menentukan calon pemimpin yang tepat sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing?

Fransiscus Go dalam tulisannya yang berjudul “Pemimpin Daerah dalam Pusaran Perubahan” menyebutkan bahwa pola pikir adapatif memampukan pemerintahan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitar. Pemimpin daerah yang adaptif mampu mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan melibatkan berbagai pihak untuk menciptakan solusi yang efektif.

Dalam memandang pemimpin yang tepat bagi daerah kelahirannya, NTT, alumni Lemhanas Angkatan 49 ini menyatakan ada 3 karakteristik penting yang harus dikembangkan oleh pemimpin daerah. Pertama, pemimpin daerah harus memiliki rasa ingin tahu dan kemampuan belajar secara berkelanjutan. Kedua, pemimpin daerah harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan membangun hubungan yang kuat dengan berbagai pihak. Ketiga, pemimpin daerah yang adaptif dan relevan harus memiliki visi jangka panjang yang berkelanjutan.

Ketiga karakteristik tersebut sudah selayaknya menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih pemimpin NTT selanjutnya. Meski belum secara resmi menyatakan akan maju dalam Calon Gubernur NTT, nama pendiri Hypermart Kupang dan RS Siloam Hospital Kupang ini santer didukung oleh berbagai kalangan.

Rekam jejaknya sebagai pengusaha tentunya akan mendukung kiprahnya dalam memajukan ekonomi NTT secara keseluruhan. Sebagai putra daerah NTT, ia paham betul karakteristik masyarakat, peluang, dan tantangan yang ada di NTT. Dengan sumber daya dan jejaring yang dimilikinya, Fransiscus Go bisa memetakan persoalan dan solusi berkelanjutan untuk NTT.

Tidak hanya berteori, Fransiscus Go membuka lapangan kerja dengan membangun RS Siloam Hospitals Kupang. Hypermart, Lippo Plaza Kupang untuk menyerap tenaga kerja. Tidak hanya di Kupang, Fransiscus Go juga membangun RS Siloam Hospitals Labuan Bajo dengan tujuan yang sama. Fransiscus Go membuktikan dengan terbukanya lapangan kerja akan mendorong perputaran ekonomi daerah sekaligus penyerapan tenaga kerja. Bahkan tenaga kerja masyarakat NTT pun bisa bersaing secara nasional dan global apabila mendapatkan kesempatan pelatihan yang sama.

Sebagai filantropi dan pemerhati pendidikan, langkah Fransiscus Go juga sudah terbukti nyata, khususnya dalam mendukung pendidikan tinggi putra-putri daerah. Pengusaha kelahiran Kefamenanu tersebut memberikan beasiswa bagi putra-putri NTT yang berprestasi. Anak-anak NTT yang memperoleh beasiswa dari Fransiscus Go telah membuktikan, mereka juga mampu meraih prestasi terbaik jika diberikan kesempatan.

Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi itu tidak hanya diberikan kepada putra-putri NTT semata. Sebagai alumni Universitas Atma jaya Yogyakarta (UAJY), kontribusi Fransiscus Go tidak bisa dipandang sebelah mata dalam hal mendukung pendidikan. Frans Go selain memberikan bantuan beasiswa kepada beberapa mahasiswa UAJY, juga aktif bersama teman-teman pengurus yang tergabung dalam Yayasan Bakti Kamajaya Indonesia telah memberikan bantuan beasiswa kepada puluhan mahasiwa lewat jalur beasiswa KAMAJAYA Scholarship.

Dukungan Frans terhadap pendidikan masyarakat NTT tidak hanya mencakup beasiswa saja. Ia juga memberikan dukungan pelatihan jurnalistik kepada pemuda milenial, pelajar, dan mahasiswa secara bertahap di seluruh wilayah NTT. Ia berharap dengan adanya kemampuan jurnalistik tersebut bisa menjadi salah satu bekal softskill dalam menghadapi Era Digital dan menangkis hoax.

Selanjutnya, Fransiscus Go juga mengajak para pemuda milenial NTT untuk bergabung dalam Tim Rajawali. Ketua Yayasan Felix Maria Go ini ingin membentuk Tim Rajawali sebagai komunitas yang menumbuhkan semangat cinta tanah air dan keberanian di kalangan generasi emas Indonesia. Fransiscus Go akan menjadi mentor dan membekali mereka dengan pengetahuan, keterampilan, dan kepemimpinan yang kuat. Tentu apa yang dilakukan Fransiscus Go itu salah satu upaya untuk regenerasi pemimpin masa depan yang berkualitas dan berdaya saing secara nasional maupun global.

Dalam mengatasi isu perdagangan orang yang masih menjadi salah satu momok masalah utama di NTT, Fransiscus Go membentuk Garda Bajaga (baku jaga). Garda Bajaga merupakan agen perubahan dalam menyebarkan informasi terkait risiko dan ciri-ciri perdagangan orang kepada masyarakat. Garda Bajaga menyelenggarakan penyuluhan secara rutin dan mendukung penegakan hukum terhadap pelaku perdagangan orang.

Setelah melihat banyaknya kiprah Fransiscus Go dalam membantu meningkatkan kualitas SDM masyarakat NTT di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, tentu ia merupakan salah satu kandidat potensial dan patut diperhitungkan dalam bursa Calon Gubernur NTT.

Fransiscus Go memang belum menyatakan kesediaannya ikut berlaga dalam bursa Calon Gubernur NTT. Namun, masyarakat NTT yang mengenal sosok dan merasakan dampak kontribusinya telah menyatakan dukungan. Sebab, mereka yakin kehadiran sosok Fransiscus Go merupakan sosok pemimpin ideal yang mereka rindukan dalam mengatasi segala persoalan di NTT. Mari katong baku jaga!

 

Editor : Farida Denura
Penulis : Sofa Nurdiyanti

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Membangun NTT Terbaru