Loading
Oleh: Simply da Flores
UNTUK membangun NTT sekarang dan ke depan, kita selalu perlu belajar dari pengalaman saat lalu. Khususnya teladan kerja keras dan semangat pengorbanan para tokoh Flobamora dan Pemimpin NTT masa lalu. Mereka telah berbakti dan menyatakan karya cintanya membangun kesejahteraan masyarakat Flobamora dengan caranya masing-masing.
Dari pengalaman kegiatan masyarakat adat di Flobamora, khusus dengan Jaringan Gerakan Masyarakat Adat - JAGAT NTT dan AMAN - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, saya mendengar banyak kisah dari tokoh adat. Kisah khasanah kearifan lokal dalam ritual dan hukum adat, tanah adat, aneka hasil karya adat budaya, serta pemangku adat dan komunitas masyarakat adatnya.
Banyak juga dipaparkan soal masalah tanah Ulayat dan pergeseran peran lembaga adat budaya tradisi. Persoalannya terdengar kompleks. Manusia dalam masyarakat adat bertambah, tetapi sumber daya alam tetap terbatas dan berkurang kualitasnya. Daya tawar adat budaya kalah di hadapan Negara dan modernisasi. Lalu, generasi muda semakin jauh dari tradisi adat budaya, karena berbagai alasan.
Tentang kearifan lokal sehubungan identitas kultural dari tradisi adat budaya, saya mencatat banyak spirit dan nilai patriotisme dalam masyarakat adat Flobamora. Mungkin bisa disebut kesatuan wilayah adat budaya atau bio-region kultural lokal. Misalnya untuk pulau Timor, dikenal ungkapan "Timor Loro Sae Nian Laran, Loro Sae - Loro Monu, tasi Feto - tasi mane, Liu Rai - Son Bai"
Di Flores, ada ungkapan Nusa Nipa, Nuha Ula, Nuhan Naga, Nutja Lale, artinya Pulau Naga.
Di Sumba, Tana Humba - Bumi Marapu, negeri Pasola. Juga ada semacam pekikan heroik dari masing-masing wilayah etnik di komunitas adat budaya yang tersebar di Flobamora.
Dalam catatan memori masyarakat adat, spirit dan warisan nilai kearifan lokal itu menjadi kekuatan menghadapi penjajah dan partisipasi lokal perjuangan patriotik merebut kemerdekaan NKRI oleh masyarakat Flobamora. Salah satu contohnya adalah Raja Son Bai III, yang patung monumennya tegak berdiri di kota Kupang. Pejuang dan pahlawan menghadapi penjajah Belanda, yang tidak bisa ditaklukkan.
Masih ada deretan nama pahlawan dari Sumba, Flores dan wilayah lainnya dalam menghadapi penjajah Belanda, Jepang dan Portugis. Mereka bisa menjadi inspirasi bagi generasi kita dalam perjuangan membangun kesejahteraan ke depan di bumi Flobamora - NTT.
Tokoh Flobamora di NTT dan Diaspora
Selain para pejuang sebelum kemerdekaan, kita di Flobamora juga memiliki tokoh lokal dan diaspora, dalam mengharumkan nama NTT, karena karya baktinya di berbagai bidang.
Ada para guru, tenaga medis, pedagang, juga tokoh agama yang berkiprah sejak awal kemerdekaan untuk membangun kemajuan masyarakat. Setiap daerah ada tokohnya, dan banyak yang terlupakan. Padahal mereka berjasa dan bisa dijadikan teladan.
Selain itu, tokoh dari NTT yang berkiprah di tingkat nasional hingga kini. Entah di bidang pendidikan, militer, jurnalistik, bisnis dan juga politik. Misalnya Prof. WZ Yohanes, Adrianus Moy, para mantan Gubernur NTT, Anggota MPR - DPR - DPD dan Utusan Daerah, yang telah menoreh sejarah di NKRI. Semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita generasi muda Flobamora zaman now.
Pemimpin Politik Tingkat Nasional, Propinsi dan Kabupaten
Jika tokoh lain bisa menjadi inspirasi bagi kita generasi penerus Flobamora, maka secara khusus patut dicatat juga fakta karya bakti dan teladan sejumlah tokoh politik NTT di tingkat Nasional, Propinsi dan Kabupaten. Baik mereka yang di eksekutif, legislatif, yudikatif dan Parpol.
Kita harus melihat secara positif, bahwa para tokoh politik itu telah melakukan karya bakti terbaiknya bagi NKRI, khususnya untuk kemajuan Flobamora tercinta. Jelas tidak ada yang sempurna, tetapi prinsipnya adalah melihat secara positif fakta karya baktinya, lalu menjadikan motivasi agar kita pun bisa berbuat apa sekarang dan ke depan.
Belajar dari pengalaman adalah guru terbaik, untuk melangkah maju lebih baik. Bae sonde Bae, Flobamora kitong semua, kitong harus bajaga dan kerja sama untuk membangun Flobamora Lebe Bae "
Mendukung Son Bai III Diusulkan Pahlawan Nasional dari NTT
Dukungan pencalonan Sobe Sonbai III sebagai pahlawan nasional juga datang dari Fransiscus Go. Pengusaha kelahiran Kefamenanu sekaligus salah satu kandidat Calon Gubernur NTT tersebut menyatakan dukungannya terhadap pengajuan Sobe Sonbai III menjadi pahlawan nasional, Ia menyampaikan bahwa Sobe Sonbai III layak dinobatkan sebagai pahlawan nasional.
“Perlu ada kepedulian dan rasa bangga pada generasi muda, ketika melihat monumen Raja Son Bai III berdiri tegak di tengah Kota Kupang. Apa, siapa, bagaimana perjuangannya harus dipublikasi dan diperkenalkan kepada generasi muda Flobamora. Tak kenal maka tak sayang, apalagi bangga dan mencintai serta menjadi tokoh motivator perjuangan,”kata Fransiscus Go.
Alasan utama adalah fakta perjuangan beliau melawan penjajah Belanda. Sebagai pemimpin lokal, beliau berperang melawan penjajah Belanda, agar tidak menindas masyarakat Flobamora, dan harus diusir dari wilayah Kerajaan di Timor Barat.
Frans Go mengatakan perlu ada kepedulian dan rasa bangga pada generasi muda, ketika melihat monumen Raja Son Bai III, yang berdiri tegak di tengah Kota Kupang. Apa, siapa dan bagaimana perjuangan beliau, harus dipublikasi dan diperkenalkan kepada generasi muda Flobamora. Karena, jika "Tak kenal maka tak sayang, apalagi bangga dan mencintai serta menjadi tokoh motivator perjuangan"
Tugas memperkenalkan itu sangat diharapkan dari pemerintah daerah melalui lembaga pendidikan yang ada. Misalnya dalam mata pelajaran PPKN dan muatan lokal. Mungkin zaman now, bisa juga dengan publikasi di sosial media, agar generasi muda Flobamora lebih gampang mengakes.
Hal yang sama, memperkenalkan jasa karya bakti para tokoh pendahulu, kiranya juga dilakukan untuk banyak tokoh pejuang dan pahlawan daerah lain, di seluruh wilayah Flobamora.
"Masyarakat yang berbudaya dan beradab, adalah yang bisa menghormati jasa para tokoh pendahulu serta pahlawannya. Semoga.
Penulis adalah Aktivis Sosial dan Budaya.