Loading
Prof. Tjandra Yoga Aditama berada di pinggir sungai Tuojiang di kota Feng Huang. Kota ini selalu penuh dengan pengunjung di malam hari, ada yg menari di atas pentas di tengah sungai. (Foto: Dok. Pribadi)
Catatan Perjalanan - Prof Tjandra Yoga Aditama
KUNJUNGAN ke Tiongkok selalu menghadirkan cerita baru. Begitu pula perjalanan Prof. Tjandra Yoga Aditama saat menjelajahi dua destinasi ikonik di Provinsi Hunan: Feng Huang, kota kuno yang cantik bagaikan lukisan, dan Zhangjiajie, kawasan megah yang dikenal lewat pegunungan batu menjulang.
Feng Huang, Kota Phoenix yang Menawan
Feng Huang—yang berarti phoenix dalam bahasa Mandarin—memang layak disebut sebagai salah satu kota kecil tercantik di China. Di tengah kota mengalir Sungai Tuojiang, dangkal namun jernih, membelah barisan rumah tradisional yang temaram dihiasi cahaya lampu warna-warni setiap malam. Sejak berdiri pada tahun 1704, kota kuno ini dipandang sebagai salah satu warisan budaya penting dan masuk daftar UNESCO World Heritage.
Suasana Feng Huang terasa hangat dan santai. Jembatan-jembatan batu, toko-toko kecil di tepi sungai, dan bangunan kayu klasik yang memantulkan cahaya ke air menciptakan pemandangan yang memikat pengunjung. Tak heran Feng Huang menjadi tujuan favorit wisatawan yang ingin merasakan suasana kota tua yang hidup dan penuh cerita.
Sekilas Tentang Avian Influenza di Feng Huang
Meski dikenal indah, nama Feng Huang juga sempat muncul dalam laporan kesehatan global. Pada September 2018, wilayah ini mengalami temuan kasus avian influenza H5N6 pada unggas. Meski tidak menular ke manusia saat itu, H5N6 berada dalam keluarga besar virus influenza A—jenis virus yang berpotensi menular ke manusia melalui mekanisme spillover, sama seperti H5N1 yang lebih dikenal publik sebagai flu burung.
Di Feng Huang dan wilayah Hunan, pemerintah terus melakukan pengawasan ketat terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti pekerja peternakan. Mereka bisa saja terpapar tanpa gejala atau hanya mengalami keluhan ringan, sehingga pemantauan tetap penting dilakukan.
Peringatan Global yang Masih Perlu Diwaspadai
Di akhir November 2025, Institut Pasteur Prancis kembali mengingatkan bahwa virus flu burung jenis H5 masih ditemukan pada burung liar, unggas peliharaan, dan beberapa mamalia. Walau penularannya ke manusia masih amat rendah, potensi mutasi tetap perlu diwaspadai. Reuters bahkan merilis artikel berjudul:
“Bird flu virus could risk pandemic worse than COVID if it mutates, France's Institut Pasteur says”(27 November 2025).
Kabar ini bukan untuk menimbulkan kepanikan, melainkan pengingat bahwa dunia kesehatan harus sigap mengawasi penyebaran virus influenza A. Saat ini, vaksin flu yang digunakan masyarakat umumnya melindungi dari virus H1 dan H3—dua tipe yang memang menjadi penyebab utama flu musiman pada manusia. Sementara itu, tipe H5 dan virus influenza lain yang berpotensi menular lintas spesies masih terus menjadi objek pemantauan riset global.
Dari Feng Huang Menuju Zhangjiajie
Setelah menikmati nuansa kota kuno yang hangat, perjalanan Prof. Tjandra berlanjut menuju Zhangjiajie, kawasan pegunungan dramatis yang populer di seluruh dunia. Tebing-tebing batu menjulang seperti pilar, hutan hijau, dan kabut tipis yang menyelimutinya membuat tempat ini terasa seperti dunia fantasi.
Zhangjiajie dikenal sebagai inspirasi visual film-film populer dan menjadi salah satu tujuan wisata alam terbaik di China. Perpaduan petualangan alam dan kekayaan budaya Hunan menjadikan perjalanan dari Feng Huang ke Zhangjiajie sebagai pengalaman yang lengkap—menyegarkan mata, pikiran, sekaligus membuka ruang refleksi tentang kesehatan global dan dinamika alam yang selalu berubah.