Selasa, 30 Desember 2025

Tiga Fakta Unik tentang Bendungan Jatiluhur yang Jarang Diketahui (1)


 Tiga Fakta Unik tentang Bendungan Jatiluhur yang Jarang Diketahui (1) Prof. Tjandra Yoga Aditama di Bendungan Jatiluhur. (Foto: Dok. Pribadi)

BENDUNGAN Jatiluhur di Purwakarta, Jawa Barat, sudah lama dikenal sebagai salah satu infrastruktur vital di Indonesia. Perannya sangat penting—mulai dari sumber air irigasi, pasokan air minum, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), hingga tempat budi daya perikanan dan destinasi wisata.

Namun di balik fungsinya yang strategis, ada tiga hal menarik tentang Bendungan Jatiluhur yang mungkin belum banyak diketahui orang. Menariknya, masing-masing hal ini juga menyimpan tiga poin penting di dalamnya.

1. Tiga Nama Penting di Balik Bendungan Jatiluhur

Siapa sangka, perjalanan panjang bendungan ini melibatkan sejumlah nama besar dalam sejarah Indonesia dan dunia. Berikut tiga nama yang patut dikenang:

Prof. W.J. van Blommestein – Dialah tokoh pertama yang menggagas ide pembangunan bendungan ini. Ia mempresentasikan gagasan tersebut pada pertemuan Persatuan Insinyur Kerajaan Belanda di Jakarta tahun 1948.

Ir. Sedyatmo dan konsultan Perancis Coyne et Bellier – Keduanya berperan besar sebagai co-designer dalam pembangunan struktur bendungan.

Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto – Peletakan batu pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno, sementara peresmian bendungan dilakukan oleh Presiden Soeharto pada 26 Agustus 1967.

2. Tiga Pilar Sejarah: Irigasi dalam Konsep Trias Politika Kolonial

Gagasan membangun bendungan sebenarnya sudah mengemuka sejak masa kolonial. Dalam pidatonya pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina menyatakan bahwa Belanda memiliki "utang kehormatan" (een eerschuld) kepada rakyat Hindia Belanda. Ia kemudian mencanangkan program pembangunan melalui tiga jalur: edukasi, irigasi, dan transmigrasi.

Dalam konteks irigasi, pembangunan jaringan pengairan dan bendungan menjadi bagian dari strategi tersebut—yang kemudian membuka jalan bagi pembangunan Bendungan Jatiluhur beberapa dekade kemudian.

3. Refleksi Tiga Unsur "One Health" dari Sebuah Foto di Jatiluhur

Dalam sebuah foto saat matahari terbenam di Jatiluhur, tampak tiga elemen sekaligus: manusia, lingkungan alam (waduk dan hutan), dan hewan (seekor burung di langit). Ketiga unsur ini merepresentasikan konsep "One Health"—sebuah pendekatan yang menghubungkan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan secara holistik.

Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tinggi sangat tepat untuk mengembangkan pendekatan ini. Sebab menjaga keseimbangan ketiganya bukan hanya tentang kesehatan, tetapi juga tentang keberlanjutan hidup.

 

 

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Leisure Terbaru