Loading
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Otak manusia mengandung sekitar sesendok mikroplastik dan nanoplastik. Pada individu penderita demensia, kadar mikroplastik ditemukan tiga hingga lima kali lebih tinggi. Hasil penelitian tersebut kian meningkatkan kekhawatiran hubungan mikroplastik dengan penyakit demensia, kanker, dan jantung.
Para peneliti, dilansir Medical Daily, menyarankan bahwa perubahan sederhana dalam kebiasaan minum dapat mengurangi asupan mikroplastik hingga 90%.
Mikroplastik ada di mana-mana, mulai dari makanan yang kita makan, hingga air yang kita minum, dan udara yang kita hirup. "Mengingat keberadaan mikroplastik yang tersebar luas di lingkungan, menghilangkan paparan sepenuhnya tidaklah realistis. Pendekatan yang lebih praktis adalah mengurangi sumber asupan mikroplastik yang paling signifikan," tulis para peneliti dalam makalah ilmiah terbaru yang diterbitkan di Genomic Press.
Baca juga:
Bunda, Cegah Alzheimer dengan KolinPara peneliti menemukan bahwa beralih dari air kemasan ke air keran yang disaring dapat mengurangi asupan mikroplastik dari 90.000 menjadi 4.000 partikel setiap tahun.
"Namun, meskipun mengurangi asupan merupakan pendekatan yang logis, masih belum jelas apakah hal ini menghasilkan pengurangan yang terukur dalam akumulasi mikroplastik dalam jaringan manusia. Selain air minum kemasan, sumber mikroplastik yang signifikan dalam makanan adalah alkohol dan makanan laut," tulis para peneliti.
Selain membuang botol plastik, makalah ilmiah tersebut menyoroti beberapa strategi praktis untuk mengurangi paparan mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari. Makalah tersebut menyarankan untuk menghindari kebiasaan umum memanaskan makanan dalam wadah plastik, yang dapat melepaskan hingga 4,22 juta partikel mikroplastik per sentimeter persegi. Mengurangi penggunaan kantong teh, yang sering mengandung mikroplastik, dan tidak menyimpan makanan dalam wadah plastik juga merupakan langkah-langkah yang direkomendasikan.
Makalah tersebut juga menggarisbawahi pentingnya memilih makanan utuh daripada makanan kaleng atau makanan yang diproses secara berlebihan. Penelitian telah menunjukkan bahwa makanan olahan seperti nugget ayam mengandung hingga 30 kali lebih banyak mikroplastik per gram dibandingkan dengan dada ayam segar.
Penelitian menunjukkan bahwa manusia menghirup hingga 62.000 partikel mikroplastik setiap tahun. Karena menghirup udara merupakan sumber utama paparan mikroplastik, para peneliti menyarankan penggunaan filter High-Efficiency Particulate Air (HEPA) karena filter tersebut dapat menghilangkan hingga 99,97% partikel di udara sekecil 0,3 mikron.
Para peneliti mencatat bahwa usia tidak memengaruhi seberapa banyak mikroplastik yang terakumulasi dalam tubuh. Ini adalah temuan yang memberi harapan karena menunjukkan bahwa, meskipun terus-menerus terpapar mikroplastik di lingkungan, tubuh dapat menghilangkannya secara alami melalui keringat, buang air kecil, dan buang air besar seiring berjalannya waktu.