Rabu, 31 Desember 2025

Mengejutkan! Puasa Intermiten Tingkatkan Kematian Akibat Penyakit Jantung hingga 91 Persen


 Mengejutkan! Puasa Intermiten Tingkatkan Kematian Akibat Penyakit Jantung hingga 91 Persen Dalam jangka panjang puasa intermiten berpengaruh pada kesehatan jantung Foto

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Mengejutkan! Penelitian terbaru menyebutkan, dalam jangka panjang puasa intermiten dengan batasan waktu makan 8 jam, ternyata meningkatkan risiko kematian karena kardiovaskular atau penyakit jantung sebesar 91%.

Puasa intermiten merupakan salah satu teknik diet dan disebut gaya hidup sehat yang populer dan saat ini banyak dianut orang.Teknik puasa ini melibatkan siklus puasa dan makan dengan dengan batasan waktu. Pola makan ini mencakup metode seperti teknik 16/8 (puasa selama 16 jam dan makan dalam rentang waktu delapan jam) atau metode 14/10 (puasa 14 jam diikuti dengan periode makan 10 jam). Selain itu, ada teknik lain, seperti puasa bergantian, puasa dua kali seminggu, dan puasa 24 jam seminggu sekali.

“Membatasi waktu makan sehari-hari dalam waktu singkat, seperti 8 jam per hari, telah mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir sebagai cara untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan jantung. Namun, ternyata dampak kesehatan jangka panjang dari pembatasan waktu makan ini berkaitan dengan kesehatan jantung,” ujar penulis studi senior Victor Wenze Zhong dari Fakultas Kedokteran Universitas Shanghai Jiao Tong di Shanghai, Tiongkok, seperti dikutip Medical Daily.

Meski demikian, Zhong menyebut mengapa terjadi peningkatan risiko kematian akibat kardiovaskular belum diketahui.

Dalam studi terbaru, para peneliti menyelidiki potensi dampak kesehatan jangka panjang dengan mengevaluasi lebih dari 20.000 orang dewasa dengan usia rata-rata 49 tahun.

Menurut hasil penelitian pendahuluan yang dipresentasikan pada Sesi Ilmiah Epidemiologi dan Pencegahan-Gaya Hidup dan Kardiometabolik American Heart Association 2024, orang yang mengikuti jadwal makan dengan batasan waktu 8 jam memiliki risiko kematian kardiovaskular 91% lebih tinggi.

Para peneliti mencatat peningkatan risiko kematian kardiovaskular juga terjadi pada orang yang hidup dengan penyakit jantung atau kanker. Bagi orang yang sudah terdiagnosis penyakit kardiovaskular, durasi makan minimal 8 jam namun kurang dari 10 jam per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung atau stroke sebesar 66%.

Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa membatasi asupan makanan hingga kurang dari 8 jam per hari tidak dikaitkan dengan peningkatan umur panjang jika dibandingkan dengan jadwal standar makan yaitu 12-16 jam per hari.

Pada saat yang sama, durasi makan lebih dari 16 jam per hari dikaitkan dengan risiko kematian akibat kanker yang lebih rendah di antara penderita kanker.

“Kami terkejut menemukan bahwa orang yang mengikuti jadwal makan selama 8 jam dan dibatasi waktu lebih besar kemungkinan meninggal karena penyakit kardiovaskular menjadi lebih tinggi,” papar Zhong.

“penelitian kami jelas menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan rentang waktu makan 12-16 jam per hari, durasi makan yang lebih pendek tidak berhubungan dengan hidup lebih lama,” kata Zhong lagi.

Lebih lanjut dia mengatakan, sangat penting bagi pasien, terutama mereka yang memiliki penyakit jantung atau kanker, untuk menyadari hubungan antara jendela makan 8 jam dan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

“Temuan penelitian kami mendorong pendekatan yang lebih hati-hati dan personal terhadap rekomendasi diet, untuk memastikan bahwa hal tersebut selaras dengan status kesehatan individu dan bukti ilmiah terbaru,” tambahnya.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Kesehatan Terbaru