Selasa, 30 Desember 2025

Lingkar Pinggang Anak Bisa Prediksi Risiko Penyakit Jantung Sejak Usia 10 Tahun


 Lingkar Pinggang Anak Bisa Prediksi Risiko Penyakit Jantung Sejak Usia 10 Tahun Lingkar Pinggang Anak Bisa Prediksi Risiko Penyakit Jantung. (Foto ilustrasi Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Peningkatan angka obesitas pada anak mendorong para peneliti untuk mencari tahu bagaimana kelebihan berat badan di usia dini mempengaruhi kesehatan jangka panjang.

Temuan terbaru menunjukkan bahwa bukan hanya berat badan yang penting, tetapi juga distribusi lemak tubuh, terutama lemak perut, yang bisa menjadi penanda awal risiko penyakit jantung.

Studi yang dipresentasikan dalam Kongres Eropa tentang Obesitas di Spanyol seperti dilansir Medical Daily, mengungkapkan bahwa rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan pada anak-anak dapat menjadi indikator penting untuk mendeteksi risiko penyakit jantung dan gangguan metabolik sejak usia 10 tahun.

Menurut Dr. David Horner, penulis utama studi ini, obesitas sentral atau penumpukan lemak di sekitar perut pada anak-anak berkaitan erat dengan tanda-tanda awal penurunan metabolisme, seperti tekanan darah tinggi dan biomarker sirkulasi yang menunjukkan potensi penyakit kardiometabolik di masa depan.

Penelitian ini menganalisis data dari 700 anak yang tergabung dalam Copenhagen Prospective Studies on Asthma in Childhood, sebuah studi jangka panjang yang memantau anak-anak dari bayi hingga usia 10 tahun. Anak-anak ini menjalani 14 kali pemeriksaan kesehatan, termasuk pengukuran kolesterol HDL, kadar glukosa, resistensi insulin, lemak darah, dan tekanan darah.

Hasil studi mengelompokkan anak-anak dalam tiga pola pertumbuhan berdasarkan rasio lingkar pinggang dan tinggi badan. Kelompok pertama adalah kelompok referensi dengan pola pertumbuhan stabil. Kelompok kedua mengalami peningkatan lingkar pinggang di awal masa kanak-kanak lalu stabil. Kelompok ketiga, disebut "pertumbuhan lambat", mengalami peningkatan lemak perut secara konsisten hingga usia 10 tahun.

Anak-anak dalam kelompok "pertumbuhan lambat" menunjukkan peningkatan risiko kardiometabolik yang signifikan dibandingkan kelompok lainnya. Mereka memiliki tekanan darah lebih tinggi, kadar kolesterol HDL lebih rendah, tanda-tanda resistensi insulin, dan tingkat peradangan yang lebih tinggi. Semua faktor itu berhubungan dengan penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Sementara itu, kelompok yang mengalami kenaikan lingkar pinggang lalu stabil menunjukkan profil kesehatan yang lebih kompleks. Mereka memiliki kadar gula darah yang lebih baik, namun juga kadar ApoB yang lebih tinggi—protein yang terkait dengan risiko penyakit jantung.

Para peneliti menyimpulkan bahwa pengukuran rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan lebih akurat dalam memprediksi risiko kardiometabolik dibandingkan hanya memantau berat badan secara umum. Ukuran tubuh yang mencerminkan lemak perut menjadi faktor utama yang membedakan risiko kesehatan antar kelompok.

Dr. Horner menekankan pentingnya memasukkan pengukuran obesitas sentral dalam pemeriksaan kesehatan rutin anak. Memantau lingkar pinggang relatif terhadap tinggi badan bisa menjadi alat sederhana namun efektif untuk mencegah penyakit jantung sejak dini.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Kesehatan Terbaru