Selasa, 30 Desember 2025

Kurang Tidur Merusak Otak, tapi Tidur Terlalu Lama Bisa Jadi Tanda Awal Alzheimer dan Skizofrenia


 Kurang Tidur Merusak Otak, tapi Tidur Terlalu Lama Bisa Jadi Tanda Awal Alzheimer dan Skizofrenia Kurang Tidur Merusak Otak, Tidur Terlalu Lama Bisa Jadi Tanda Awal Alzheimer. (Alodokter)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Tidur cukup dikenal penting untuk kesehatan. Penelitian terbaru menunjukkan bukan hanya kurang tidur yang membahayakan otak, terlalu banyak tidur secara rutin juga bisa menjadi tanda peringatan dini kondisi neurologis serius.

Sebuah studi besar yang melibatkan hampir setengah juta orang dewasa di Inggris mengungkap bahwa tidur pendek secara konsisten berkaitan dengan peningkatan risiko depresi, suasana hati yang buruk, serta penyusutan volume otak di wilayah yang mengatur emosi. Namun, yang mengejutkan, tidur lebih dari tujuh jam setiap malam secara rutin justru dikaitkan dengan penurunan kognitif, peradangan tinggi, dan tanda awal penyakit seperti Alzheimer serta skizofrenia.

“Tidur pendek sering menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan, sedangkan tidur panjang lebih cenderung mencerminkan kondisi yang sudah ada,” kata Profesor Jianfeng Feng dari Universitas Warwick, peneliti utama studi ini.

“Kami menemukan bahwa keduanya memiliki jalur biologis yang sangat berbeda, sehingga memerlukan pendekatan yang dipersonalisasi,” terangnya dilansir Medical Daily.

Penelitian ini menggunakan data dari UK Biobank dan menganalisis durasi tidur, genetika, hasil pemindaian otak, dan kondisi kesehatan dari peserta berusia 38 hingga 73 tahun. Mereka dibagi menjadi dua kelompok: orang yang tidur kurang dari tujuh jam (tidur pendek), dan mereka yang tidur lebih dari tujuh jam (tidur panjang).

Hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa tidur pendek berhubungan dengan penurunan materi otak di area yang mengatur emosi dan kontrol suasana hati, serta peningkatan risiko penyakit jantung dan obesitas. Sementara itu, mereka yang tidur terlalu lama cenderung memiliki peradangan sistemik lebih tinggi, kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah, dan penyusutan volume otak di area memori, indikator penting dari penyakit neurodegeneratif.

Menariknya, para peneliti menekankan bahwa tidur terlalu lama kemungkinan bukan penyebab penyakit-penyakit tersebut, melainkan merupakan gejala awal dari gangguan kesehatan otak yang sedang berkembang.

“Kami ingin membangun profil tidur yang menyeluruh untuk setiap tahapan hidup manusia, agar bisa memberikan intervensi yang tepat dan berdampak,” tambah Feng.

Penelitian ini memperkuat pentingnya menjaga pola tidur seimbang, tidak terlalu sedikit, dan juga tidak berlebihan, serta mendorong masyarakat untuk lebih peka terhadap perubahan pola tidur yang tidak biasa, karena bisa jadi merupakan sinyal dari masalah kesehatan yang lebih dalam.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Kesehatan Terbaru