Jumat, 29 Agustus 2025

175 Meninggal dan Hampir 500 Orang Dirawat Sejak Temuan Pertama Dampak Suplemen Produksi Kobayashi


 175 Meninggal dan Hampir 500 Orang Dirawat Sejak Temuan Pertama Dampak Suplemen Produksi Kobayashi Suplemen dari Kobayashi Pharmaceutical Co Foto Tangkapan layar The Independent

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Sejak kasus pertama yang terungkap pada bulan Maret 2024, Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan, sudah hampir 500 orang di Jepang yang dirawat di rumah sakit setelah mengonsumsi suplemen kesehatan yang mengandung beras beni koji atau angkak.

Suplemen diet dari Kobayashi Pharmaceutical Co, yang disebut-sebut membantu menurunkan kolesterol, telah diselidiki sejak dikaitkan dengan lima kematian pada bulan Maret. Suplemen tersebut mengandung beni koji yang mengandung Monascus purpureus, spesies jamur merah yang digunakan sebagai pewarna makanan.

Secara keseluruhan, suplemen tersebut telah dikaitkan dengan 175 kematian. Penyebab pasti kematian belum dikonfirmasi tetapi kementerian kesehatan dan kesejahteraan Jepang pada bulan April kepada Reuters, mengatakan bahwa beni koji mungkin menjadi penyebabnya, demikian dilansir The Independent.

Japan Times melaporkan, sebanyak 492 orang telah dirawat di rumah sakit hingga akhir bulan Juni, 291 di antaranya dengan diagnosa penyakit ginjal.

Kobayashi, yang berkantor pusat di Osaka, telah memproduksi produk beni koji selama bertahun-tahun, dengan sekitar satu juta kemasan terjual dalam tiga tahun fiskal terakhir. Namun, ada masalah dengan suplemen yang diproduksi pada tahun 2023.

Perusahaan tersebut mengatakan telah menemukan asam puberulat yang berpotensi beracun yang dapat diproduksi oleh jamur biru penicillium dalam bahan beni koji yang diproduksi antara April dan Oktober tahun lalu di pabriknya di Osaka.

Perusahaan tersebut telah menarik kembali suplemen tersebut dan meluncurkan penyelidikan.

Pemerintah telah mengkritik perusahaan tersebut karena membutuhkan waktu dua bulan untuk mengumumkan dampak kesehatan dari produknya. Kobayashi mulai menarik kembali produk tersebut pada tanggal 22 Maret setelah menerima laporan tentang penyakit ginjal.

Perusahaan tersebut telah meminta maaf dan mengeluarkan pernyataan yang meminta konsumen untuk tidak mengonsumsi suplemen tersebut. "Tolong hentikan penggunaan produk kami dan jangan menggunakannya di masa mendatang," katanya.

"Kami akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini sehingga kami dapat menyelesaikan masalah tersebut sedini mungkin," kata kepala hubungan investor Kobayashi, Yuko Tomiyama, kepada wartawan pada bulan April.

Produk-produk tersebut juga dikonsumsi di luar Jepang. Taiwan melaporkan kasus-kasus gagal ginjal akut. Badan Pengawas Obat dan Makanan Taiwan sedang menyelidiki tiga "reaksi kesehatan yang tidak terduga" yang katanya mungkin terkait dengan bahan-bahan impor dari Kobayashi.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru