Senin, 25 Agustus 2025

Miguel Diaz-Canel Terpilih sebagai Presiden Baru Kuba Gantikan Raul Castro


  Miguel Diaz-Canel Terpilih sebagai Presiden Baru Kuba Gantikan  Raul Castro Miguel Diaz-Canel pada Kamis (19/4/2018) terpilih sebagai presiden baru Kuba. (VOA Indonesia)

HAVANA, ARAHKITA.COM - Miguel Diaz-Canel pada Kamis (19/4/2018) terpilih sebagai presiden baru Kuba untuk menggantikan Raul Castro, yang telah menyelesaikan dua periode masa jabatan lima tahunnya secara berturut-turut.

Diaz-Canel sebagaimana dilansir Antara dari Xinhua/OANA, adalah mantan wakil presiden pertama dan insinyur elektronik yang akan berusia 58 tahun pada Jumat (20/4/2018) ini.

Pencalonannya sebagai presiden diajukan oleh Komisi Pencalonan Nasional pada Rabu (18/4/2018) setelah namanya diusulkan oleh 604 anggota Majelis Nasional untuk memimpin Kuba.

Setelah menyerahkan kursi kepresidenan kepada penggantinya, Raul Castro, 86, akan tetap menjadi anggota parlemen dan menjabat sebagai sekretaris pertama Komite Pusat Partai Komunis Kuba yang berkuasa.

Partai tersebut dianggap sebagai kekuatan utama di kalangan rakyat Kuba.

Dilansir BBC, pemimpin Kuba berikutnya ini akan mewarisi banyak PR seperti soal pertumbuhan ekonomi yang stagnan.

Diaz Canel disebut-sebut memiliki profil tidak populer ketika pertama kali ditunjuk sebagai Wakil Presiden Kuba pada 2013, namun dia menjadi sekutu utama Raul.

Selama 5 tahun terakhir, dia sudah dipersiapkan menjadi presiden dan siap melanjutkan estafet kekuasaan dari keluarga Castro. Namun sebelum ditunjuk sebagai wakil presiden, pria berusia 57 tahun memang memiliki karier politik yang panjang.

Diaz Cabel lahir pada April 1960, kurang dari setahun setelah Fidel Castro pertama kali dilantik sebagai pemimpin. Dia menempuh pendidikan teknik elektro dan memulai karier politiknya di awal usia 20-an sebagai anggota Liga Muda Komunis di Santa Clara.

Saat mengajar teknik di universitas lokal, dia juga bekerja di jajaran Liga Muda Komunis, dan menjadi sekretaris pada usia 33 tahun.

Meski begitu, pengaruh keluarga Castro akan tetap kuat di negara komunis itu, meskipun Raul mundur. Raul mengambil alih jabatan sebagai presiden dari saudaranya yang sakit, Fidel, pada 2006.

Pada Kamis 19 April 2018, Presiden Raul Castro akan meletakkan jabatan. Turunnya Raul menandai berakhirnya kekuasaan keluarga Castro setelah 60 tahun memimpin negeri cerutu itu.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru