Selasa, 30 Desember 2025

Sukacita Natal di Taybeh: Harapan Umat Kristen Tepi Barat di Tengah Bayang-Bayang Ketakutan


 Sukacita Natal di Taybeh: Harapan Umat Kristen Tepi Barat di Tengah Bayang-Bayang Ketakutan Misa Minggu Adven Ke-3 di Taybeh Vatican Media

TEPI BARAT, ARAHKITA.COM — Di tengah meningkatnya ketegangan politik dan keamanan, umat Kristen di Taybeh, satu-satunya desa dengan seluruh penduduk beragama Kristen di Tepi Barat, tetap berupaya menyambut Natal dengan hati penuh harapan.

Suasana menjelang kelahiran Kristus tahun ini terasa berbeda. Sukacita perayaan hadir berdampingan dengan kekhawatiran akan kemungkinan serangan baru dari para pemukim Israel. Beberapa hari sebelum Natal, otoritas Israel mengumumkan pembentukan 19 koloni baru di wilayah Tepi Barat, sebuah kebijakan yang disebut pemerintah Israel sebagai langkah pencegahan terhadap pembentukan “negara teroris Palestina”.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober di sekitar Jalur Gaza, aktivitas kolonisasi di Tepi Barat kian meningkat. Dalam tiga tahun terakhir saja, tercatat 69 koloni baru berdiri, menambah tekanan bagi warga Palestina, termasuk komunitas Kristen yang jumlahnya kian menurun.

Taybeh dalam Tekanan

Bagi warga Taybeh, ancaman bukan sekadar wacana. Serangan dan intimidasi dari para pemukim dilaporkan semakin sering terjadi. Pastor Latin Taybeh, Pastor Bashar Fawadleh, menyebutkan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, sedikitnya lima mobil milik warga dibakar.

Pada Juni lalu, kebakaran besar juga melanda lahan pertanian desa, merusak dinding di sekitar reruntuhan gereja Yunani Melkite kuno yang terletak tak jauh dari kawasan permukiman. Warga menyuarakan kekecewaan atas lambannya respons aparat keamanan Israel, yang secara formal bertanggung jawab atas keamanan wilayah tersebut.

Setiap kali pemukiman baru muncul, pola yang sama kembali terulang: lahan dibakar, ternak dilepas ke area pertanian, karavan dan bangunan sementara berdiri, bendera Israel dikibarkan, hingga akhirnya bangunan permanen menyusul dan meluas ke wilayah Palestina.

Memilih Jalan Damai

Meski berada di bawah tekanan, para pemimpin Kristen Taybeh sepakat untuk tidak membalas intimidasi dengan kekerasan. “Kami memilih melawan secara damai,” ujar Jack Nobel, pastor paroki gereja Yunani Melkite di Taybeh.

Hingga kini, belum ada korban jiwa di desa tersebut. Namun, warga tetap diliputi kecemasan, mengingat desa-desa tetangga yang mayoritas Muslim telah mengalami kekerasan yang menelan korban.

Para pemimpin Katolik dan Ortodoks setempat juga aktif menanamkan nilai non-kekerasan melalui pendidikan di sekolah-sekolah mereka, sebagai upaya menjaga masa depan komunitas.

Natal yang Lebih Kuat dari Rasa Takut

Jean-Charles Putzolu, Koresponden khusus di Tepi Barat untuk Vatican News melaporkan, Di tengah situasi genting itu, semangat Natal tetap menyala. Dalam Misa Minggu terakhir sebelum Natal, umat Taybeh menerima kunjungan solidaritas dari delegasi Prancis. Hadir di antaranya Uskup Hughues de Woillemont, Direktur Œuvre d’Orient, bersama Jean-Yves Tolot selaku presiden organisasi tersebut, serta Pastor Christophe Le Sourt, Sekretaris Jenderal Konferensi Episkopal Prancis.

Melalui kerja sama dengan berbagai lembaga, Œuvre d’Orient mendukung pendanaan proyek-proyek yang bertujuan mempertahankan keberlangsungan komunitas Kristen lokal. Dukungan ini menjadi krusial, mengingat keterbatasan lapangan kerja dan minimnya prospek masa depan mendorong banyak keluarga meninggalkan desa.

Dalam dua tahun terakhir, sekitar 15 keluarga telah hijrah ke luar negeri untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Satu keluarga Melkite lainnya dipastikan akan menyusul sebelum akhir tahun. Dari sekitar 1.400 penduduk, komunitas Kristen Taybeh perlahan menyusut dilansir dari Vatican News.

Namun, pada Minggu pagi itu, sekitar seratus umat tetap memenuhi gereja Latin desa. Palungan Natal diletakkan di kaki altar, sementara lampu-lampu hias menghiasi jendela, seolah mengajak umat merayakan sukacita Natal—setidaknya sejenak—dan melupakan ancaman yang membayangi masa depan mereka di tanah kelahiran Kristus.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru