Rabu, 31 Desember 2025

Serangan Brutal di Tengah Hari, Pemimpin Mahasiswa Jadi Target Kekerasan Politik Bangladesh


 Serangan Brutal di Tengah Hari, Pemimpin Mahasiswa Jadi Target Kekerasan Politik Bangladesh Ketegangan politik di Bangladesh meningkat jelang pemilu Februari setelah pemimpin mahasiswa ditembak di siang hari di Khulna, menyusul gelombang kekerasan dan kerusuhan nasional. (Tangkapan Layar The Independent)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Ketegangan politik di Bangladesh kembali meningkat setelah seorang pemimpin mahasiswa ditembak di kepala oleh pelaku tak dikenal pada Senin siang waktu setempat. Insiden ini terjadi di kota Khulna, wilayah selatan negara tersebut, di tengah memburuknya situasi keamanan menjelang pemilihan umum parlemen.

Korban diketahui bernama Muhammad Motaleb Sikdar, seorang tokoh mahasiswa yang juga aktif sebagai penyelenggara utama sayap buruh Partai Warga Negara Nasional. Berdasarkan laporan media lokal, penembakan terjadi sekitar pukul 11.45 pagi di kawasan Sonadanga, saat Sikdar tengah menjalankan aktivitas persiapan aksi buruh.

Usai insiden, Sikdar segera dilarikan ke Rumah Sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Khulna sebelum dipindahkan ke fasilitas medis swasta untuk menjalani pemindaian CT. Dokter menyatakan peluru menembus area dekat telinga dan keluar di sisi lainnya, sehingga korban tidak berada dalam kondisi kritis, namun masih memerlukan pengawasan intensif.

Saif Nawaz, koordinator unit metropolitan Khulna dari partai tersebut, menjelaskan bahwa Sikdar memiliki peran strategis sebagai koordinator divisi dalam Jatiya Sramik Shakti, sebuah platform buruh yang berafiliasi dengan gerakan mahasiswa. Hingga kini, kepolisian Sonadanga menyatakan penyelidikan masih berlangsung dan pelaku belum teridentifikasi.

Serangan terhadap Sikdar terjadi hanya beberapa hari setelah pembunuhan Sharif Osman Hadi, seorang pemimpin pemuda radikal yang tewas ditembak di Dhaka saat melakukan aktivitas kampanye politik pada pertengahan Desember. Hadi sempat mendapat perawatan medis di luar negeri sebelum akhirnya meninggal dunia dilansir The Independent.

Kematian Hadi memicu gelombang kerusuhan di berbagai wilayah Bangladesh. Massa dilaporkan membakar dan merusak sejumlah bangunan, termasuk kantor media ternama. Aksi demonstrasi juga menyasar properti yang dikaitkan dengan partai berkuasa lama serta memicu bentrokan dengan aparat keamanan.

Dalam kekacauan tersebut, otoritas setempat mengonfirmasi setidaknya satu korban jiwa akibat kekerasan sektarian. Seorang pria beragama Hindu dilaporkan tewas setelah dipukuli massa dalam insiden terpisah di Mymensingh.

Pemimpin pemerintahan sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, menetapkan hari berkabung nasional menyusul kematian Hadi. Pemakaman tokoh tersebut digelar di lingkungan Universitas Dhaka dan dihadiri ribuan pendukungnya.

Situasi semakin kompleks karena sejumlah faksi politik yang lahir dari gelombang protes tahun lalu juga menyuarakan sikap keras terhadap negara tetangga, termasuk India. Pemerintah India sendiri menegaskan tidak terlibat dalam insiden kekerasan tersebut dan menyerukan agar Bangladesh memastikan keamanan menjelang pemilu yang dijadwalkan berlangsung pada Februari mendatang.

Hingga saat ini, kepolisian Bangladesh mengaku belum memiliki informasi pasti terkait keberadaan pelaku penembakan Sharif Osman Hadi maupun dugaan keterkaitan jaringan lintas negara. Ketidakpastian ini memperkuat kekhawatiran publik akan stabilitas politik dan keamanan nasional menjelang pesta demokrasi.

Editor : Patricia Aurelia

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru