Rabu, 31 Desember 2025

Isu AS Caplok Greenland Kembali Memanas


 Isu AS Caplok Greenland Kembali Memanas Greenland, sebuah wilayah di Denmark yang memiliki otonomi tingkat tinggi. ANTARA/Anadolu/py

KOPENHAGEN, ARAHKITA.COM - Isu Amerika Serikat (AS) caplok Greenland kembali memicu ketegangan diplomatik setelah Denmark dan Greenland secara terbuka memperingatkan Washington agar menghormati kedaulatan wilayah otonom tersebut.

Perdana Menteri (PM) Denmark, Mette Frederiksen bersama PM Greenland Jens-Frederik Nielsen melontarkan peringatan tegas kepada AS terkait wacana pengambilalihan Greenland.

Keduanya menolak keras segala bentuk upaya pencaplokan, termasuk yang dibungkus dengan alasan keamanan global.

“Kami sudah menyatakannya dengan jelas sebelumnya, dan kami katakan lagi saat ini ... Anda tidak boleh mencaplok suatu negara, meski dengan dalih keamanan internasional,” kata Frederiksen dan Nielsen dalam pernyataan bersama, dikutip dari penyiar nasional Denmark, DR, Selasa (23/12/2025).

Mereka menegaskan Greenland bukan objek transaksi geopolitik. Wilayah tersebut sepenuhnya berada di bawah hak rakyat Greenland dan tidak dapat diambil alih secara sepihak oleh negara mana pun.

“Greenland adalah milik rakyat Greenland, dan AS tidak boleh mengambil alih begitu saja Greenland,” ucap keduanya, seraya menuntut penghormatan terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah.

Frederiksen juga menyampaikan melalui media sosial, Denmark merasa berada dalam posisi tertekan, meski Amerika Serikat selama ini dikenal sebagai sekutu lama negaranya.

Pernyataan itu muncul sebagai respons atas langkah Presiden AS Donald Trump yang menunjuk Gubernur Louisiana Jeff Landry sebagai utusan khusus untuk urusan Greenland.

Penunjukan tersebut kembali menghidupkan kekhawatiran lama soal ambisi Washington terhadap wilayah Arktik itu.

Tak lama setelah ditunjuk, Landry secara terbuka menegaskan niat pemerintah AS untuk membawa Greenland ke dalam pengaruh langsung AS. Pernyataan ini langsung memicu reaksi keras dari Kopenhagen.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Denmark, Lars Lokke Rasmussen mengaku “sangat terkejut” dengan pernyataan utusan khusus AS tersebut.

Pemerintah Denmark pun berencana memanggil duta besar AS di Kopenhagen untuk meminta klarifikasi resmi.

Isu AS caplok Greenland bukan hal baru. Presiden Trump berulang kali menyebut Greenland sebagai wilayah strategis bagi keamanan nasional Amerika dan pertahanan “dunia bebas”, termasuk dalam menghadapi pengaruh China dan Rusia di kawasan Arktik.

Trump bahkan belum sepenuhnya menutup kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk menguasai pulau terbesar di dunia tersebut, sebuah pernyataan yang menuai kecaman luas dari komunitas internasional.

Dari pihak Greenland sendiri, sikap penolakan disampaikan secara konsisten. Mantan PM Greenland Mute Egede menegaskan wilayahnya tidak untuk dijual dan tidak akan pernah dijual.

Greenland merupakan koloni Denmark hingga 1953. Sejak 2009, wilayah ini memperoleh otonomi luas yang memungkinkan pemerintahannya mengatur urusan domestik secara mandiri, meski urusan luar negeri dan pertahanan masih berada di bawah Denmark.

Ketegangan terbaru ini memperlihatkan betapa sensitifnya posisi Greenland dalam peta geopolitik global, terutama di tengah meningkatnya rivalitas kekuatan besar di kawasan Arktik.

Editor : Khalied Malvino

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru